JAKARTA (Suara Karya): Indonesia-Belanda memperkuat kerja sama dalam bidang riset dan pendidikan melalui gelaran tahunan The Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2023, yang memasuki tahun keempat.
Perhelatan WINNER yang digelar secara hibrida pada 10-12 Oktober 2023 mengusung tema ‘Enhancing Knowledge Connectivity of Research and Education between Indonesia and the Netherlands for Regional Impact’.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Prof Nizam mengatakan, Indonesia dapat mengambil pengalaman terbaik dari Belanda dalam manajemen sumber daya air, kemaritiman, dan energi terbarukan.
“Dan Belanda dapat memperoleh pemahaman lebih dalam tentang keragaman etnik dan budaya Indonesia,” kata Prof Nizam dalam acara yang digelar di Jakarta, Selasa (10/10/23).
Di bidang pendidikan, lanjut Nizam, kerja sama dilakukan pada pertukaran pelajar hingga program kuliah dual degree. Para peneliti dan dosen, termasuk mahasiswa, bisa saling belajar dari kekuatan kedua negara.
“Kolaborasi riset global semakin penting. Apalagi perubahan iklim makin terasa. Di Indonesia, seperti di Jakarta, menghadapi polusi. Di Belanda saat musim panas juga terasa semakin panas, lalu ada masalah banjir di Eropa,” ujarnya.
Direktur Nufic Neso Indonesia Peter van Tuijl menambahkan, kerja sama dibuat setara karena dua negara saling belajar dan bekerja sama demi kemajuan bersama.
“Banyak aspek riset yang bisa dikaji bersama, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia dan Belanda di masa depan,” kata Peter.
Program WINNER melibatkan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, BRIN, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Nuffic Southeast Asia, Dewan Riset Belanda (Dutch Research Cuoncil), dan Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW).
Forum itu diharapkan menjadi wadah bagi pengambil kebijakan, pemangku kepentingan masyarakat dari Indonesia dan Belanda untuk memperkuat kolaborasi pendidikan dan riset, mengidentifikasikan prioritas yang sama, berbagi praktik baik, serta membangun hubungan baru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya secara virtual mengatakan, Indonesia mendorong perguruan tinggi berkolaborasi bersama berbagai pihak.
Kolaborasi itu termasuk dengan industri untuk mengembangkan riset yang memberi solusi atas berbagai persoalan yang ada.
“Spirit kolaborasi ini terus dikembangkan di tingkat nasional ataupun internasional demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan inovasi,” kata Nadiem.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda Robbert Dijkgraaf melalui video mengatakan, kolaborasi dalam pendidikan dan riset makin krusial menghadapi tantangan dunia yang kompleks, seperti perubahan iklim.
“Kerja sama juga perlu melibatkan pemerintah, dunia bisnis, institusi pengetahuan, dan publik,” ujarnya.
Ditambahkan, pengetahuan tidak hanya dimiliki satu sumber atau wilayah. Kolaborasi dibutuhkan untuk mengembangkan pengetahuan secara kolektif untuk membangun ketangguhan dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Sementara Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengutarakan, penguatan dan kolaborasi riset dan inovasi menjadi fokus BRIN.
Karena itu, kolaborasi yang luas untuk meningkatkan sumber daya manusia peneliti, pendanaan riset, dan riset bersama bisa terus dikembangkan. (Tri Wahyuni)