70 Siswa Raih Penghargaan
GM Utut Adianto dan Eka Putra Siap Menggelar SCUA Awards Tiap Tahun

0

JAKARTA (Suara Karya) : Ketua Umum PB Percasi, GM Utut Adianto menegaskan, SCUA Awards yang dijadikan penarik minat dan semangat para pecatur nasional berprestasi puncak dapat digelar tiap tahunnya.

“Melalui SCUA Awards seorang atlet memiliki kebanggaan tersendiri atas prestasi yang dihasilkan. Penghargaan semacam ini harus rutin digelar tiap tahunnya, ” tegas Utut di Hours Coffee Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (5/2/2023)

Dalam pemberian penghargaan tercatat
sekitar 70 murid berhak menerima anugrah SCUA Awards 2023 atas prestasinya diantaranya kategori

The Most Favourite Student Pre Basic, The Most Favourite Student Basic, The Most Favourite Student Pre Intermediate 1 dan 2, The Most Favourite Student Intermediate dan The Most Favourite Student Advance.

Begitu juga kategori The Most Favourite Student Candidate Master, The Most Loyal Student, The Most Champion Student, Favourite Special dan Bintang Masa Depan SCUA.

Utut melanjutkan, pemberian penghargaan kepada murid merupakan terobosan baru sekaligus untuk memberikan motivasi kepada mereka agar lebih giat lagi dalam berlatih. Melalui latihan keras, tidak menutup kemungkinan hasil maksimal akan diperolehnya.

Pembinaan Mental 

Pada kesempatan yang sama
Dewan Pembina Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi) sekaligus Pendiri Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) , Eka Putra Wirya, menilai pembinaan mental penting untuk para pecatur muda agar dapat bersaing dalam kompetisi tingkat dunia.

“Pembinaan dan pelatihan untuk kembangkan kemampuan anak-anak yang kini belajar catur sejak dini. Fundamental harus kuat, komprehensif, dan menyeluruh,” kata Eka.

“Bicara soal pecatur profesional bukan cuma bicara soal teknik, tapi juga mental. Mental harus kita perbaiki, mental pemenang juga harus disiapkan,” ujarnya.

Bagi Eka, mental pemenang bukan cuma soal bagaimana seorang pemain catur mampu menerima kekalahan, namun juga sikapnya saat meraih kemenangan.

“Mental pemenang adalah mental yang kuat. Ada kepercayaan diri, motivasi diri, dan ketika jatuh bisa bangkit. Tapi, di saat sukses, mentalnya juga harus kuat. Kalau tidak kuat, akan jumawa, sombong, dan tidak mempersiapkan diri untuk jatuh,”katanya.

Menurutnya, persiapan untuk menjadi seorang pecatur profesional hingga meraih gelar bergengsi seperti Grand Master tak hanya bertumpu pada bakat, namun juga kerja keras.

“Persiapannya luar biasa, membutuhkan waktu yang sangat lama. Bakat yang luar biasa, tanpa kerja keras, maka tak akan menjadi apa-apa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eka memberikan motivasi kepada para pecatur Indonesia untuk terus memiliki target selanjutnya, bahkan setelah mencicipi gelar juara nasional maupun dunia. Menurut Eka, euforia setelah kemenangan tak perlu dirayakan terlalu lama.

Menurutnya, setelah pecatur menjadi juara, langkah selanjutnya adalah berlatih dan bekerja keras lagi. Miliki target ke depan, lewati zona nyaman agar step-nya naik lagi. Setelah merayakan, kembali lagi untuk berlatih keras agar menghasilkan buah yang diharapkan nantinya. (Warso)