Suara Karya

GNIK Siap jadi Mitra Strategis Kemenaker, Percepat Kompetensi Tenaga Kerja Nasional

JAKARTA (Suara Karya): Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) menegaskan perannya sebagai mitra strategis Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dalam mempercepat peningkatan kompetensi tenaga kerja di Indonesia.

Peran tersebut menjadi penting di tengah upaya pemerintah menyiapkan SDM unggul menjelang puncak bonus demografi 2030-2035.

Menteri Ketenagakerjaan Yasserli dalam acara Forum Bersama GNIK, di Jakarta, Sabtu (29/11/25) menyambut positif hadirnya GNIK sebagai kekuatan kolaboratif yang mampu mengakselerasi peningkatan kompetensi di berbagai sektor industri.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan GNIK akan mempercepat proses peningkatan kompetensi, terutama di pelatihan soft skills dan penguatan kapasitas industri dalam menerima peserta magang nasional. Ini kontribusi yang sangat signifikan,” ujar Menaker dalam paparannya secara daring.

Yassierli menjelaskan Program Pemagangan Nasional 2026 yang akan menerima 100 ribu lulusan baru perguruan tinggi. Hasil seleksi hingga pertengahan November 2025 sudah mencatat lebih dari 80 ribu calon peserta.

Menaker Yasserli menambahkan, keterlibatan GNIK akan membantu menutup kesenjangan kompetensi yang selama ini menjadi persoalan besar.

“Dunia kerja hari ini menuntut kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan kolaborasi lintas budaya. GNIK memberikan semua itu,” ucapnya.

Pada bagian akhir pemaparannya,
Menaker berharap kolaborasi ini akan terus diperluas dan menjadi fondasi kuat bagi Indonesia untuk mengubah bonus demografi menjadi keuntungan ekonomi, bukan ancaman.

Ketua Umum GNIK, Yunus Triyonggo menjelaskan peran GNIK dalam Program Pemagangan Nasional 2026 adalah memberi pelatihan 12 Essential Skills secara gratis. Kompetensi yang diberikan, antara lain design thinking, creative thinking, problem solving, hingga cross-culture collaboration.

Dalam Program Pemagangan Nasional selama satu tahun untuk lulusan perguruan tinggi itu, GNIK juga berperan sebagai penggerak perusahaan-perusahaan anggota untuk membuka peluang magang.

Beberapa kontribusi perusahaan anggota GNIK dalam program pemerintah itu, antara lain, Matahari Group menerima 800 peserta magang; PT Asabri menerima puluhan peserta; Bridgestone Tire Indonesia juga menerima puluhan peserta.

Lewat pelatihan 12 Essential Skills dan mentorship berbasis design thinking, lanjut Yunus, GNIK ingin program magang tidak hanya selesai administratif, tetapi menghasilkan lulusan dengan kompetensi tinggi yang siap masuk dunia usaha dan industri.

Hal senada dikemukakan Dewan Pengawas GNIK Herdy Harman. Ia menegaskan, keberhasilan Indonesia dalam menghadapi bonus demografi tidak mungkin dicapai tanpa kolaborasi besar-besaran.

“Membangun negeri tidak bisa dikerjakan sendirian, dan pemerintah tidak boleh dibiarkan bekerja sendiri. Saya menyukai GNIK karena platformnya inklusif, semua orang bisa bergabung,” ujar Herdy.

Ia mengungkapkan, di lingkungan perusahaan tempatnya bekerja, yaitu Injourney menerima lebih dari 500 peserta magang. Jumlah itu akan terus ditambah setiap tahun.

“Kapan lagi kita membangun negeri ini kalau bukan sekarang. Saatnya kita berkolaborasi besar-besaran,” tegasnya.

Upaya lain yang dilakukan GNIK, Yunus menambahkan, adalah membangun standar kompetensi baru di seluruh sektor industri, terutama bagi praktisi manajemen SDM.

“Karena pengelola SDM harus kompeten lebih dahulu, sebelum memperkuat kompetensi tenaga kerja di perusahaan,” kata Direktur SDM Bridgestone Tire Indonesia itu.

GNIK menargetkan 1 juta praktisi HR bersertifikasi pada 2030, meski capaian sementara baru berada di angka 55 ribu orang. “Angkanya memang masih jauh dari target, tetapi kami percaya akumulasi gerakan ini akan bersifat akseleratif dan eksponensial,” ucap Yunus menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts