
JAKARTA (Suara Karya): Sebagai produsen produk makanan dan minuman kemasan berbasis susu, Cimory sangat memperhatikan kebutuhan konsumennya. Produsen susu kemasan ini, sangat mengetahui bahwa tidak semua anak bisa mengkonsumsi susu yang mengadung laktosa.
Bagi anak yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap laktosa, tentunya harus menghindari produk susu yang memiliki kandungan zat tersebut. Jika nekat mengkonsumsi, dampak yang bisa ditimbulkan antara lain keluhan seperti perut kembung, kram perut, mual, diare dan sering buang angin.
Bukan hanya gangguan saluran pencernaan, alergi susu juga dapat menimbulkan reaksi atau gejala lainnya, seperti ruam kemerahan yang terasa gatal dan sesak napas. Menurut National Institute of Diabetes dan Digestive and Kidney Disease (2014), gejala intoleransi laktosa yang terus berulang, akan berdampak terhadap pertumbuhan anak, bahkan bisa menyebabkan gizi kurang.
Melihat kondisi ini, Cimory memberikan produk terbaru Susu UHT Cimory Bebas Laktosa. Produk ini hadir sebagai solusi untuk mendukung kecukupan gizi anak yang tidak toleran oleh kandungan laktosa.
Presiden Direktur Cimory Farell Sutantio mengatakan, dalam memberikan produk terbaik untuk konsumen Cimory sangat mengedepankan riset, inovasi dan ilmu pengetahuan sehingga sebagai perusahaan Cimory bisa terus beradaptasi dengan perubahan dan tren yang terjadi.
“Intoleransi laktosa dapat membuat anak Anda sangat tidak nyaman, tetapi perubahan kecil dalam pola makan anak Anda dapat membantu mengatasi masalah tersebut,” kata Farell, Sabtu (30/4/2022)
Dikatakan Farell, salah satu cara untuk memastikan apakah anak mengalami kesulitan mencerna laktosa adalah dengan mengeliminasi semua produk susu dari makanan anak Anda selama dua minggu dan kemudian melihat apakah gejalanya membaik.
Setelah itu, perlahan-lahan perkenalkan kembali produk dalam jumlah kecil setiap harinya untuk melihat apakah gejalanya kembali. Selain itu, dokter anak juga dapat menguji intoleransi laktosa dengan tes napas hidrogen.
Menanggapi alergi susu dan intoleransi laktosa, dr. Adam Prabata mengungkapkan bahwa kedua kondisi ini membuat tubuh tidak bisa mendapatkan nutrisi penting yang dimiliki susu dan produk olahannya seperti kalsium, vitamin A, B12, dan vitamin D. Nutrisi lainnya seperti protein pada susu dan produk olahan susupun merupakan sumber nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan anak.
Menurut dr Adam Prabata, jika anak memiliki intoleransi laktosa, mereka masih bisa mengonsumsi produk bebas laktosa termasuk susu bebas laktosa, keju, dan yogurt. Selain itu, anak Anda bisa mendapatkan kalsium dari sayuran berwarna hijau seperti bayam, brokoli dan kangkung, kacang-kacangan (almond), dan ikan (sarden, salmon). Hanya saja, Anda perlu memastikan jumlah asupan kalsium dan vitamin D mereka, sesuai dengan yang direkomendasikan untuk dikonsumi anak setiap harinya.
Tentunya lanjut dr Adam, kebutuhan disesuaikan dengan usia anak, yaitu usia 0-6 bulan membutuhkan 200 mg kalsium dan 400 IU vitamin D; usia 7-12 bulan membutuhkan 260 mg kalsium dan 400 IU vitamin D; usia 1-3 tahun membutuhkan 700 mg kalsium dan 600 IU vitamin D; usia 4-8 tahun membutuhkan 1000 mg kalsium dan 600 IU vitamin D.
Untuk diketahui, intoleransi laktosa dan bagaimana penanganannya? Tubuh menggunakan enzim alami yang disebut laktase untuk mengubah laktosa pada produk susu dan olahannya, menjadi glukosa dan galaktosa agar kemudian bisa diserap dan digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita intoleransi laktosa, tubuh tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna, masuk ke usus besar dan terfermentasi oleh bakteri.
Sementara itu, Marketing Manager Cimory Lidwina Tandy mengatakan berangkat dari Cimory fresh milk yang terbuat dari susu segar dengan bahan-bahan terbaik yang diproses menggunakan standar proses yang canggih, kini Cimory menghadirkan Susu UHT Cimory Bebas Laktosa.
Susu UHT ini mengandung 100% kebaikan susu sapi namun bebas laktosa, segar, creamy dan manis alami karena kekecewaan umum konsumen ketika mengonsumsi susu bebas laktosa adalah rasa dan teksturnya yang tidak seperti susu biasa.
“95% orang Asia menderita intoleransi laktosa dan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat intoleransi laktosa tertinggi. Hal ini menandakan tingginya kebutuhan produk susu bebas laktosa. Susu UHT Cimory Bebas Laktosa diproduksi dengan penambahan enzim laktase agar kemudian mudah diresap oleh tubuh menjadi sumber energi, sehingga mereka yang tidak toleran laktosa, bisa tetap memenuhi kebutuhan nutrisi yang terdapat pada susu dengan aman dan nyaman,” kata Lidwina.
Menurut Lidwina, pembelian Cimory Bebas Laktosa sudah bisa didapatkan di minimarket, supermarket dan toko-tokot terdekat di wilayah anda.
“Untuk mengetahui informasi tentang Cimory, konsumen juga bisa mengakses Instagram https://www.instagram.com/cimoryindonesia, atau bisa mengunjungi website Cimory di https://cimory.com.” ujarnya. (Bayu)