Suara Karya

Harapan Pidi Baiq atas Hadirnya TV Budaya Indonesiana TV

“Sepertinya sebagian besar dari kita agak kurang peduli dengan nilai budaya. Terlebih lagi nilai budaya intelektual, dibandingkan nilai lain seperti uang atau pengakuan. Walaupun hal itu bukan jadi kekurangan atau bagaimana, tapi saya pikir itu oke-oke saja. Toh mereka juga terlihat baik-baik saja”.

Pidi Baiq membuka obrolan dengan pancingan permasalahan. Pidi memang gemar mengusik dengan cara yang unik, namun ia merasa tidak perlu melakukannya dengan bombastis, cukup dengan santai dan tertawa saja.

“Saya sendiri suka membaca, diskusi dan apa saja yang bisa saya pelajari. Tapi terkadang saya juga hanya ingin tertawa dan tidak mau berpikir,” lanjutnya.

Bandung masih diselimuti pembatasan kegiatan akibat pandemi. Tapi berbeda di kediaman Pidi Baiq di sisi Utara Kota Bandung. Tak terasa ada pembatasan karena halaman rumahnya besar sekali, terbuka, dan sangat menyatu dengan alam pegunungan. Suara pepohonan akibat dihampiri angin, dan gemercik air kolam dari ikan-ikan yang sibuk makan siang. Pidi Baiq sendiri hampir banyak menghabiskan waktunya selama pandemi di rumah saja, namun tetap aktif berkarya, berkolaborasi, tentu karena adanya teknologi. Lantas bagaimana Pidi Baiq melihat teknologi internet dan kaitannya dengan proses berkreasi?

“Saya sudah lama menggunakan internet, saya dengan sengaja menyalahgunakan media internet dengan harapan bisa meningkatkan keterlibatan antara saya dengan kawan-kawan saya. Setidaknya saya ingin mereka membaca hal-hal apa yang saya pikirkan, sama seperti saya juga ingin mengetahui pikiran mereka melalui apa yang mereka tulis. Sejauh yang saya rasakan, saya seperti mendapatkan banyak inspirasi, semangat dan motivasi dari mereka melalui hal-hal seperti itu”, jelas Pidi Baiq yang awalnya memanfaatkan internet sekedar untuk menyapa kawan-kawan lamanya. Namun Pidi menemukan hal lain yang menarik dari media ini, yang kemudian berhasil melahirkan banyak karya-karya.

Mengawali karirnya, Pidi Baiq adalah seorang kartunis, yang kemudian menjadi komikus, dan pelukis. Tidak berhenti sampai di situ, ia mulai menumpahkan ekspresinya lewat lagu. Alasannya sederhana karena Pidi suka dengan lagu rakyat (folk song), selain sederhana, semua orang mudah menyanyikannya, namun punya pesan dan nilai dalam liriknya. Sejak itu lah Pidi Baiq mulai menjadi muisis dengan grupnya yaitu The Panasdalam. Belakangan kita tahu Pidi Baiq mulai merambah dunia perfilman selain sebagai penulis cerita juga penyutradaraan. Bagaimana seorang Pidi Baiq menjelaskan kaitannya kreativitas dan keragaman keprofesian?

“Menulis, menggambar atau membuat komik, masing-masing itu kan “media ungkap” untuk mengekspresikan diri. Saya banyak berpikir tentang kreativitas saya sendiri dan bagaimana saya ingin melakukan lebih banyak proyek kreatif melalui media apa pun. Semakin banyak hal yg saya lakukan, semakin saya menyadari bahwa ini bukan lagi persoalan bagus atau tidaknya karya saya, melainkan saya hanya ingin mengeluarkan pikiran dan emosi saya dengan cara dan melalui media yang berbeda”

Pidi memang memiliki cara pandang yang menarik dalam melihat sebuah karya dan kaitannya dengan kebudayaan. Menurut Pidi tiap generasi memiliki kesempatan yang sama dalam mengekspresikan karyanya termasuk budaya yang ada di mana kita berada.

“Kita adalah orang yang dilahirkan oleh kebudayaan, dan berharap melahirkan kebudayaan baru yang sesuai dengan situasi dan keadaannya sendiri. Kita tidak bisa memamahbiak ide-ide lama, murid harus berkembang biak untuk melahirkan ide-ide baru. Karya saya bukan hal terbaik, tapi saya mengerjakannya sungguh-sungguh. Buat saya berkarya itu totalitas, jika tidak lebih baik, lebih baik tidak.” Jelas Pidi, yang mendorong anak-anak muda untuk berani memanfaatkan masa kini sebagai masa untuk berkarya, tidak terjebak hanya menjadi penikmat karya-karya lama. “Puisi Khairil Anwar itu bagus, tapi dia ada di masa lalu, hari ini adalah milikku”, lanjut Pidi.

Apa karya Pidi Baiq yang sebentar lagi akan diluncurkan? “Saya baru saja menyelesaikan novel terbaru saya yang berjudul “Ancika, Dia Yang Bersamaku Tahun 1995”. Novel ini masih ada kaitannya dengan Dilan. Ancika adalah pacar Dilan, setelah beberapa tahun Dilan putus dengan Milea. Novelnya sudah beredar di semua toko buku baku yang masih buka. Tapi ini jaman enak, orang bisa juga membelinya melalui cara online”.

Media dan platform digital nampaknya memang sudah jadi bagian dari cara berekspresi Pidi Baiq. Salah satu media digital yang sedang tren adalah platform OTT (over the top), seperti Netflix, Iflix, MolaTV, dan sebagainya. Bagaimana Pidi Baiq melihat hal ini? terlebih kaitannya dengan akan hadirnya sebuah kanal tayangan digital dari Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek yang khusus menyajikan konten tentang kebudayaan?

“Bagus kalau ada program seperti itu. Walaupun seringkali program pendidikan dan kebudayaan, tidak tersampaikan secara baik, karena kadang-kadang tidak tepat dengan apa yang dimaui oleh mereka, meskipun bertajuk kebudayaan atau apalah namanya. Mungkin ini saatnya kita harus memperbaiki diri agar setiap membuat program-program pendidikan, tidak lagi bersifat normatif atau khusus untuk dunia kreativitas, kita tidak mengendalikannya ke dalam praktik ilmiah dan eksakta”. Demikian harapan Pidi Baiq.

“Programnya, bukan cuma menjejalkan banyak teori atau wawasan pengetahuan, tapi juga kita berharap bisa menyetting diri dan membangun kepribadian dengan mentalitas yang baik untuk menjadi diri yang kreatif.” Lanjut Pidi Baiq.

Hari semakin terik, ikan-ikan di kolam pun sudah bersembunyi di kedalaman, agar lebih nyaman. Suara angin yang lewat pun sudah tak kentara rasanya sebentar lagi mau masuk waktu Ashar. Pidi Baiq menyudahi obrolan dengan pesan singkat untuk anak-anak muda – para generasi gawai dan pelaku budaya.

“Sekarang dunia maya melaju dengan kecepatan sangat tinggi. Itu menakjubkan! Mudah-mudahan kita bisa memanfaatkannya dengan sangat baik dan tetap oke, tidak kebawa menjadi instan di dunia nyata” demikian pesan Pidi Baiq sembari pamit masuk ke dalam. (Penulis : Tim Redaksi Indonesiana/***)

Related posts