Suara Karya

Hari Ketiga PPSN V, Pramuka Santri Dibekali Pemahaman IT

JAKARTA (Suara Karya): Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) V di Provinsi Jambi, memasuki hari ketiga. Bertempat di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti-Musa, Pramuka Santri Penegak dari 34 provinsi, Jumat (26/10/2018), antusias mengikuti beragam kegiatan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan mereka.

Salah satunya, mereka melakukan kunjungan wisata budaya di sejumlah destinasi di Jambi, seperti Candi Muaro Jambi, menara Gentala Arasy, dan Masjid Agung Jambi yang dikenal dengan masjid seribu tiang.

Selain itu, mereka juga menerima sejumlah materi terkait perkembangan dunia teknologi informasi teknologi (IT). Seperti, pengenalan tentang android, industri online, hingga membuat film pendek dan media sosial. Pembekalan materi tentang IT ini pertama kali digelar dalam perhelatan event nasional tiga tahunan ini.

Salah seorang pemateri pengenalan Android di PPSN V Jambi, Madri Harvizal mengatakan, materi yang disampaikannya sebagai pembekalan kepada para pramuka santri dalam mengenal dunia IT. Terlebih, mereka pasti menggunakan smarthone.

Dengan adanya materi ini, katanya, Pramuka Santri bisa mengetahui untuk tidak seenaknya menggunakan perangkat telepon cerdas. Karena ada efek negatif atau mudarat bila mereka tak menggunakannya secara cerdas.

“Misalnya, kalau mereka libur dan pulang ke rumah, pasti mereka bisa sebebasnya menggunakan HP. Dengan materi pengenalan Android, kita menyampaikan bahwa ada batas-batasnya menggunakan HP,” paparnya.

Sehingga, para pramuka santri dapat menggunakan dan memanfaatkan smartphone secara baik.

“Seperti, bagaimana batas-batas menggunakan gadget, pemanfataannya untuk para santri ini secara bijak, tidak merusak mata dan lainnya,” kata Madri.

Ia menegaskan, pramuka santri sudah semestinya diberikan pengetahuan tersebut agar mereka bisa menggunakan internet secara aman.

Sementara para pramuka santri menyambut suka cita dengan adanya materi tersebut. Hal ini terlihat dari antusias dalam mengikuti materi.

Dikatakan Sayid, santri asal Sumatera Selatan ini mengaku senang adanya materi IT. Meski diakuinya tidak boleh menggunakan gadget saat di pondok pesantren, namun ini bisa menjadi bekal nanti saat di dunia luar.

Ia berharap ilmu ini dapat membimbing dalam menggunakan gadget secara bijak, aman, dan bermanfaat.(Gan)

Related posts