
JAKARTA (Suara Karya): Aruna telah mengubah kehidupan Moko, nelayan rajungan dari Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur. Sejak bergabung dengan Aruna pada 2018 lalu, ia kini memiliki rumah, tabungan hingga dana untuk pendidikan anaknya.
“Tak terbayang sebelumnya kalau saya bisa punya rumah, apalagi punya dana pendidikan untuk anak-anak saya hingga perguruan tinggi,” kata Moko dalam sebuah kesempatan di Berau, Kaltim, belum lama ini.
Pak Moko, panggilan akrab pria paruh baya ini mengaku suka bekerja sama dengan Aruna, karena perusahaan flatform digital itu sangat transparan dalam harga, timbangan dan hasil tangkapan dijual ke negara tujuan.
“Hasil tangkapan saya bisa dipantau lewat aplikasi. Harga jualnya pun tinggi,” ujar nelayan generasi pertama dari total 40 ribu nelayan yang bergabung di Aruna.
Bahkan, lanjut Moko, program yang ditawarkan Aruna memberi manfaat dan kesejahteraan bagi nelayan. Sehingga mereka bisa menabung, memiliki kapal sendiri, dan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
“Kami juga mendapat pelatihan, hadir dalam pertemuan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta sertifikasi keahlian,” ucap Moko seraya menyebut pelatihan terbaru tentang apartemen rajungan dan perikanan berkelanjutan karena memakai alat tangkap yang ramah lingkungan.
Berkat kegigihannya itu, Moko belum lama ini meraih dua penghargaan sebagai Nelayan Terbaik Aruna dan Nelayan dengan transaksi terbanyak.
Keseharian Moko sebelum melaut, dimulai dengan persiapan alat tangkap, pengecekan mesin kapal, serta Bahan Bakar Minyak (BBM). Semua sarana tersebut harus dalam kondisi bagus.
“Jika tidak, saya tunda sampai benar-benar siap. Setelah itu, pamit ke istri yang sudah menyiapkan bekal makanan untuk dikonsumsi selama melaut,” katanya.
Setelah menebar jaring ke laut, Moko lalu istirahat di kapal sambil menunggu jari terisi penuh oleh rajungan di malam hari. Pagi hari, dilakukan pengecekan jaring, sambil memilih rajungan yang sesuai dengan ukuran untuk dijual.
“Dari Aruna, saya belajar soal rajungan. Rajungan yang masih kecil, akan dikembalikan lagi ke laut. Tidak boleh diambil semua, agar rajungan tidak habis dan berkelanjutan,” tuturnya.
Karena itu, Moko sekali lagi memberi apresiasi kepada Aruna yang memiliki visi-misi perusahaan secara jelas dan kokoh. Semua itu tertuang dalam komitmen perusahaan untuk menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang layak bagi banyak orang.
Di dalam laut, terdapat sumber rezeki berlimpah untuk kelangsungan hidup anak cucu nantinya. Nelayan menjadi garda terdepan bangsa karena sumbangsih dalam menjaga ketahanan pangan di Tanah Air.
Ironinya, keberadaan nelayan sering dipandang sebelah mata karena mereka dianggap sebagai penyumbang angka kemiskinan di Indonesia. Kondisi itu membuat kondisi nelayan semakin tersudut, padahal pekerjaan mereka menantang nyawa.
Karena itu, Aruna akan merangkul lebih banyak nelayan Indonesia untuk menjadi keluarga besar Nelayan Aruna. Sehingga tercipta pasar komoditas perikanan yang lebih luas, baik di domestik maupun internasional. (Tri Wahyuni)