JAKARTA (Suara Karya): Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Launching Gerakan Ibu Bangsa Berwakaf untuk menyambut Hari Ibu ke-94 pada 22 Desember 2022. Gerakan untuk menghimpun dana abadi organisasi ini dilakukan di kantor Kowani, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2022).
Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, penghimpunan dana abadi ini sangat penting buat keberlangsungan kegiatan organisasi. Karena sejak 2014, Kowani sudah tidak lagi mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat.
“Sejak 2014, Kowani menghidupi organisasi dari hasil iuran para anggotanya. Alhamdulillah, dalam setahun kita masih bisa melaksanakan lebih dari 400 kegiatan,” kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo, di kantor Kowani.
Dikatakan Giwo, dengan padatnya kegiatan Kowani yang menggunakan anggaran mandiri membuktikan jika organisasi ini bisa mandiri tanpa mengandalkan sumber bantuan dana dari pihak lain.
“Ini salah satu faktor yang membuat Kowani tidak di intervensi pihak manapun, karena kami juga tidak merasa dibantu keuangnya oleh siapapun,” ujarnya.
Lebih lanjut Giwo.mengatakan, pihaknya juga menggelar webinar peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-94 Tahun 2022, Peran Perempuan Indonesia di Kancah Internasional (side event G20), Roadshow Offline UMKM Kowani, Perempuan Dalam Literasi Keuangan di 22 Kota di Indonesia, Webinar Meneladani Semangat Dari 14 Pahlawan Wanita Indonesia, dan
“Acara puncak peringatan Hari Ibu akan diselenggarakan di Bengkulu pada 22 Desember 2022. Sedangkan Dewan Pimpinan Kowani dan Pengurus Bidang akan melaksanakan upacara bendera dalam rangka PHI Ke-94 Tahun 2022 di Kantor Kowani, Jakarta Pusat,” kata Giwo.
Lebih lanjut Giwo menjelaskan, peringatan Hari Ibu merupakan pengingat untuk seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa.
“Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya.
Menurutnya, semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang menggambarkan:
1. kasih sayang kodrati antara ibu dan anak.
2. kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak.
3. kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sedangkan semboyan pada lambang Hari Ibu Merdeka Melaksanakan Dharma mengandung arti bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan,kemajuan dan kedamaian bangsa Indonesia.
Sebagai informasi, peringatan Hari Ibu di Indonesia adalah bukan perayaan Mother’s Day sebagaimana yang diperingati di negara lain. Sejarah mencatat dicetuskannya Hari Ibu di Indonesia merupakan tonggak perjuangan perempuan untuk terlibat dalam upaya kemerdekaan bangsa dan pergerakan perempuan Indonesia dari masa ke masa dalam menyuarakan hak-haknya guna mendapatkan perlindungan dan mencapai kesetaraan. (Bayu)