JAKARTA (Suara Karya): Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) masuki hari jadi ke-42. Diharapkan, organisasi yang dipimpin Pontjo Sutowo ini menjadi solid, mandiri, dan handal.
Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo mengatakan, organisasinya selalu memegang teguh komitmen bersama, dan lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan kebersamaan.
“Kita patut bersyukur, selama 42 tahun berjuang bersama, akhirnya kita mampu menjadikan FKPPI sebagai organisasi solid, mandiri, yang satu jiwanya dan satu raganya seperti yang kita cita-citakan bersama,” kata Pontjo Sutowo pada webinar yang digelar, Sabtu (12/9/2020).
Dalam HUT FKPPI kali ini mengambil tema “Bersatu dan Berdaulat dalam Mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar 45 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Pontjo, semangat yang telah menjadi sikap dasar organisasi tersebut, tentu harus terus dijaga dan dirawat karena FKPPI terhimpun dalam organisasi sebagai keluarga besar dari berbagai aneka keberagaman.
Dalam perjalanan selama lima tahun sejak Munas Magelang tahun 2015, jelas Pontjo, dari empat program prioritas yang dicanangkan yaitu konsolidasi emosional, konsolidasi organisasi, konsolidasi kaderisasi dan konsolidasi wawasan, banyak capaian signifikan yang sudah dihasilkan.
Namun demikian, harus diakui masih ada beberapa program yang perlu dilanjutkan dan prioritaskan dalam lima tahun ke depan, terutama terkait dengan konsolidasi emosional dan konsolidasi organisasi dalam melanjutkan membangun tatanan FKPP yang “Bersatu dan Berdaulat”.
Pontjo mengingatkan sejak 1999 FKPPI tidak lagi mempunyai hubungan struktural dengan TNI/Polri seperti pernah dijalani bersama di masa lalu, bersamaan dengan lahirnya Paradigma Baru TNI. Sejak itu, TNI menempatkan KBT dalam hubungan emosional yang didasari pada kenyataan sejarah dan kesamaan komitmen.
“Dengan perubahan paradigma TNI itu, kemudian kita memposisikan FKPPI sebagai ‘Rumah Bersama’ yang anggotanya secara individual berkiprah di berbagai bidang pengabdian, yang seringkali juga berbeda dalam pandangan dan pilihan politiknya,” katanya. (Bobby MZ)