Suara Karya

Ikuti ArtMoment 2023, Arkiv Vilmansa Ingin Karyanya Lebih Dikenal di Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Nama Arkiv Vilmansa mungkin masih terdengar asing di telinga publik Indonesia, meski karyanya sudah wara wiri di komunitas seni global sejak 2009 lalu. Pria kelahiran Bandung itu ingin karyanya lebih dikenal lagi oleh masyarakat Indonesia.

“Saya sedang mengembangkan karakter Domma yang akan menjadi masterpiece. Tak punya arti khusus, hanya plesetan dari nama anak saya Dama,” kata Arkiv disela kegiatan pameran seni bertajuk ‘ArtMoments’ yang digelar di Hotel Sheraton Gandaria, Jumat (18/8/23).

Bersama seniman lainnya yang tergabung dalam G3N Project Arkiv tak hanya memamerkan lukisan, tetapi juga patung dari bahan resin seukuran manusia dalam beragam bentuk karakter kartun termasuk ciptaannya, si Domma.

Karakter kartun di tangan Arkiv menjadi sesuatu yang berbeda, karena menampilkan dua dimensi dan garis tebal dengan warna yang hidup dan cerah. Karyanya, secara visual dipengaruhi seni jalanan, mainan, mode, alam, dan subkultur yang terhubung dengan kenangan masa kecilnya.

“Sejak kecil saya suka sekali baca buku komik dan menonton kartun di televisi. Karena itu lukisan saya banyak memasukkan tokoh kartun yang menjadi memori terindah di masa kecil,” kata Arkiv bercerita.

Latar belakang pendidiknya sebagai arsitek membantu Arkiv dalam menciptakan etos kerja, sehingga menjadi lebih terstruktur dan kritis, sambil tetap menjaga ekspresi artistiknya. Butuh waktu sekitar 4-5 bulan untuk menghasilkan satu karya lukisan.

Didorong oleh rasa ingin tahu dan kecintaan pada seni visual, Arkiv tak hanya melukis tetapi juga menciptakan beragam karya visual yang unik mulai dari lukisan, mainan, cetakan dan patung. Ada satu art toys berjudul Brotherly Love yang terinspirasi dari keseharian dua anak lelakinya.

Selama hampir 20 tahun karir artistiknya bekerja, Arkiv kerap diajak berkolaborasi dengan galeri seni multinasional, serta perusahaan dan merek seperti IKEA, Volkswagen, ASTRA, OPPO, RWB, dan banyak lagi.

Arkiv mengaku senang art toys karyanya mulai dikoleksi kalangan muda, termasuk Indonesia. Dalam waktu, Arkiv akan memamerkan karya ke Beijing, New York dan Tokyo. Disana akan berkolaborasi dengan brand global ternama Bathing Ape.

“Domma nantinya akan dibuat dalam bentuk merchandise. Sehingga khalayak bisa lebih mencintai Domma,” tuturnya.

Karya seni Arkiv yang dipamerkan di ArtMoments, banyak dipengaruhi pelukis maestro Basuki Abdullah. Lukisan tersebut dibuat dalam bentuk kartun idolanya. “Terus terang saja beberapa lukisan saya terinspirasi sang maestro Basuki Abdullah, tapi ini versi parodinya,” ucapnya.

Arkiv menyebut lukisan terinspirasi itu berjudul ‘Naik Kuda 81: Tegar Kokoh Bagai Batu Karang dan Rajawali 80: Sang Pemenang.

Terkait hal itu, Kepala Galeri G3N Project Andry Permadi mengatakan, hal semacam itu hal biasa dilakukan artis yang suka meniru karya pelukis ternama.

“Saya selalu ingatkan pada seniman G3N Project untuk riset pasar. Lima tahun riset cukup, setelah itu mulai bikin konsep dan ide yang nantinya menjadi ciri khas. Jadi saat lihat satu karya, kita akan tahu oh itu karya Arkiv,” tutur Andry.

Meski karirnya terus meroket, Arkiv tetap bersahaja. Bahkan ia ikut mendukung dan mengembangkan berbagai komunitas melalui media sosialnya. (Tri Wahyuni)

Related posts