JAKARTA (Suara Karya): Direktur Media dan PR INASGOC, Danny Buldansyah mengharapkan, wartawan lokal yang akan meliput Asian Games 18 di Jakarta dan Palembang 18 Agustus hingga 2 September 2018 hendaknya melakukan “Genjata Senjata”. Dengan harapan, pagelaran multi event Asia meraih sukses prestasi dan penyelenggara.
“Kami menginginkan wartawan lokal tidak lagi memberitakan hal yang minus seperti adanya kali item. Begitu juga dengan berita-berita yang ada kaitannya dengan politik,” tegas Danny Buldansyah dalam Rakornis Media yang digelar Deputi IV Kemenpora di Jakarta, Jumat (3/8).
Namun Danny mengakui, jalannya Torch Relay tidak dapat dihindari dengan ajang politik. Pasalnya, sebagian besar pembawa obor Api Asian Games 18 diberbagai daerah dilakukan pemuka politik yang kini menjabat di pemerintahan.
Padahal, INASGOC sudah menyiapkan pembawa Obor Api Asian Games 18 dari kalangan mantan atlet, artis dan atlet daerah. Sementara pembawa Obor dari kalangan politik atas usulan daerah Provinsi masing-masing tidak dapat dihindari.
Hal itu juga dikatakan pengamat olahraga dan wartawan senior Budi Sambasi. “Dunia olahraga tidak dapat dipisahkan dengan dunia olahraga. Semua itu bukan di Indonesia saja, tapi diluar negeri mengalami hal sama,” tegas Budi.
Namun yang lebih utama yang patut disoroti para reporter olahraga adalah, bagaimana peningkatan prestasi atlet nasional. Dalam kurun waktu setengah abad belum ada kemajuan yang signifikan.
Seharusnya sebagai tuan rumah penyelenggara target masuk 10 besar Asia sudah ketinggalan jaman. Namun dengan kondisi yang ada di tahun 2018 target masuk 10 besar cukup mengkhawatirkan.
Dia melanjutkan, dalam Asian Games kali ini seharusnya kontingen Indonesia bisa masuk peringkat lima besar. Namun dengan adanya Thailand, sangat sulit untuk melampaui kedudukan negara yang mempunyai julukan negeri “Gajah Putih” itu yang langganan juara umum di SEA Games. (Warso)