JAKARTA (Suara Karya): Indonesia menggandeng Irlandia kembangkan riset dan pendidikan tinggi (dikti). Riset mencakup tiga hal yaitu pertanian, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta energi terbarukan.
Penandatanganan kerja sama dilakukan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dengan Menteri Pendidikan dan Keterampilan Irlandia, Richard Bruton, di Jakarta, Senin (17/9).
Hadir dalam kesempatan itu, jajaran pejabat eselon di lingkungan Kemristekdikti, Direktur Eropa I, Kementerian Luar Negeri, Dino Kusnadi dan Duta Besar Irlandia untuk Indonesia Olivia Leslie.
Nasir dalam sambutannya mengatakan, Irlandia merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam bidang pendidikan tinggi, riset teknologi dan inovasi. Karena saat ini Irlandia merupakan satu-satunya Negara di European Union yang menggunakan bahasa Inggris.
“Ini saatnya akademisi dan ilmuwan Indonesia berkolaborasi dengan Irlandia. Saya harap hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi dan penelitian ini bisa ditingkatkan lebih baik di masa depan,” kata Nasir menegaskan.
Penelitian difokuskan pada tiga hal, yaitu pertanian, TIK dan energi terbarukan. Hal itu selaras dengan Rencana Induk Riset Nasional Indonesia, yang merujuk pada Keputusan Presiden No 38/2018.
“Setelah penandatanganan Memorandum of understanding (MoU), tindakan selanjutnya adalah membentuk grup kerja gabungan di level teknis guna membahas mekanisme dan rencana kerja,” tuturnya.
Terkait pendidikan tinggi, Menristekdikti menjelaskan, kerja sama berupa pertukaran staf akademik dan dosen yang menguntungkan kedua belah pihak. Irlandia saat ini memiliki 7 universitas berstandar internasional dan 11 institut teknologi yang memiliki keunggulan di bidang ilmu masing-masing.
“Kerja sama juga mencakup pertukaran peneliti untuk pengembangan riset. Selain pengakuan kualifikasi dan penghargaan, promosi prosedur penilaian standardisasi dan kesesuaian,” kata Nasir menandaskan. (Tri Wahyuni)
