Informasi Simpang Siur Renovasi Pasar Kranji Baru

0
Renovasi Pasar Kranji Baru, Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi, Jawa Barat. (Suarakarya.co.id/dra)

KOTA BEKASI (Suara Karya): Hingga saat ini informasi ditingkat pedagang masih simpang siur terkait perkembangan Pasar Kranji Baru Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi, Jawa Barat.

Malahan, sebagian pedagang mengeluhkan mereka dibebani dengan harga toko yang tinggi dan tidak dilibatkan dalam berbagai kebijakan menyangkut pedagang, termasuk soal kepindahan pedagang ke tempat penampungan sementara (TPS) yang sedang dibangun.

Ketua Persatuan Pedagang Pasar Kranji Baru (PPPKB) Baharudin mengatakan renovasi pasar ini berjalan tanpa mendengar aspirasi pedagang yang mendapatkan beragam informasi mengenai renovasi pasar yang dilaksanakan oleh pengembang PT Annisa Bintang Blitar.

“Kami tidak tahu kapan pindah ke TPS. Omongan yang berkembang, pindah ke TPS sebelum lebaran. Ada juga yang bilang habis lebaran nanti,” kata Ketua PPPKB Baharudin di tokonya, Toko Mas Idola Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis (26/11/2020).

Baharudin mengatakan, dalam renovasi pasar ini pedagang tidak dilibatkan terkait pembahasan-pembahasan baik mengenai ketentuan harga toko, penempatan pedagang di TPS, hingga renovasi itu sebelumnya pernah dikemukakan Walikota Ramhat Effendi tidak dilakukan renovasi.

“Tapi dilakukan juga renovasi. Ajaklah kami musyawarah untuk renovasi ini, karena nyatanya selama ini kami tidak pernah diikutkan. Setiap pedagang bertemu pengembang, kami tanya TPS itu seperti apa, dijawab developer selayaknya,” ujar Baharudin.

Terus, Baharudin menanyakan lagi apa itu selayaknya, yang menurut dia Iwan Hartono tidak memberikan penjelasan yang dapat diterima pedagang.

“Pak Iwan Hartono (Developer) katakan TPS itu selayaknya dijawab di depan dewan (DPRD Kota Bekasi), pembatas antara toko digaris saja. Saya katakan tidak layak itu,” tandasnya.

Jawaban Pak Iwan, dirut PT Annisa Bintang Blitar ini membuat para pedagang resah mengingat keselamatan barang dagangan mereka yang tidak terjamin.

“Ini buat pedagang resah, tidak tenang soal keselamatan dagangannya,” cetusnya.

Malahan akunya, dia pernah menanyakan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan waktu itu kata dia Hasbullah, mengenai TPS di bagian depan pasar yang dibangun langsung berbatasan dengan bahu jalan raya.

“TPS di depan langsung ke bahu jalan, Pak Hasbullah menjawab seenaknya saja. Ya, namanya penampung ya seperti ini, begitu dijawabnya,” jelas Baharudin yang oleh sebagian pihak yang bersebarangan dengan Baharudin mengatakan dirinya sebagai provokator.

“Ini, jawaban Pak Habullah ini kami tak berkenan dan kami dikatakan provokator bahkan menentang. Saya bilang kami tidak menentang pemerintah tapi hanya bermohon supaya pedagang diperhatikan dan didengar keluhannya. Kami juga tahu karena itu kami tidak ada niat melawan,” tandasnya.

Terkait ketentuan harga toko, menurut Baharudin belum ada kesepakatan antara pedagang dan developer.

“Pedagang di ‘warung kopi’ seperti diminta developer menyatakan harga toko sebesar Rp 22 juta per meter per segi. Sementara pedagang terutama kami di PPPKB minta harga Rp 17 juta per meter per segi,” kata Baharudin.

Sementara, Ketua RWP Sri Muliono yang berkantor di salah satu toko di Pasar Kranji Baru tidak bisa ditemui. Kantor RWP siang itu tutup.

Pengawas Developer Renovasi Pasar Kranji Baru Reza Arif mengatakan, TPS sudah rampung dan pedagang ada yang pindah ke TPS pada pekan ini.

“Pedagang di ruko akan pindah ke TPS pada minggu ini,” kata dia.

Mengenai informasi terkait renovasi ini, dia minta agar wartawan menemui ketua Rukun Warga Pasar (RWP) Pasar Kranji Baru, Sri Muliono. Karena menurut dia, RWP sudah menjadi juru bicara developer.

“Mengenai informasi renovasi pasar tanya ke RWP karena mereka itu sudah menjadi juru bicara developer,” kata Reza.

Saat itu, dia mengaku pihak manajemen developer tengah menerima tahu dari Dinas Pasar (Perindustrian dan Perdagangan) Kota Bekasi.

“Pak Iwan (pengembang) tidak bisa ditemui, tengah menerima tahu dari Dinas Pasar. Beliau sibuk luar biasa sejak pagi menerima tamu,” jelasnya.

Kepala Unit Pasar Kranji Baru Amas yang hari ini kedatangan tamu dari Dinas Pasar mengatakan pihaknya melihat perkembangan renovasi pasar khususnya TPS masih belum selesai, perparkiran yang belum direlokasi dan soal dampaknya terhadap pemasukan ke kas Pekot.

“Kedatangan Dinas Pasar untuk mengontrol perkembangan pasar. TPS masih setengah jadi tinggal penyekatan antar toko TPS,” ujarnya.

Dia juga tidak tahu dampak TPS terhadap pemasukan kas Pemkot, dan bagaimana penataan perparkiran.

“Parkirnya belum ada dampaknya karena belum relokasi, juga pemasukan masih biasa,” kata Amas. (dra)