Jakarta (Suara Karya): Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) menargetkan melakukan digitalisasi pada 30 ribu warung di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Banten.
Sebelumnya, Inkowapi sudah melakukan uji coba pada 100 warung di Jabodetabek dengan memberikan mesin transaksi dan pinjaman barang modal senilai Rp 50 juta. Adapun barang modal tersebut adalah sembako berupa beras, tepung, minyak goreng, dan gula.
“Alhamdulilah 100 warung itu berhasil mengembalikan uang pinjaman dengan NPL (non performing loan) 0% dengan cara mencicil setiap dua minggu,” ungkap Ketua Inkowapi Sharmila Yahya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ke depan, Inkowapi berharap, pemerintah memberikan bantuan digitalisasi koperasi dalam bentuk menyediakan semacam marketplace bersama. “Kalau kami bikin marketplace macam Mataharimall atau Bukalapak atau Tokopedia, biayanya kan besar. Kami harap pemerintah bisa membangunnya agar pelaku UKM yang bergabung di Inkowapi bisa melakukan penjualan secara online,” pinta Sharmila.
Selain digitalisasi, Inkowapi juga akan memberikan bantuan modal dalam bentuk sembako senilai masing-masing Rp 50 juta.
“Digitalisasi ini berupa penggunaan alat atau mesin semacam EDC untuk melakukan transaksi sehingga keuangan serta arus masuk dan keluar barang tercatat,” katanya.
Selama ini, ungkap Sharmila, manajemen warung kurang baik. Tidak ada pencatatan uang masuk dan keluar, serta barang masuk dan keluar.
“Dengan digitalisasi ini akan tercatat transaksi yang terjadi dan memudahkan penghitungan stok barang yang masih ada atau sudah habis sehingga pengelolaan warung lebih baik. Selain itu warung juga bisa menjadi tempat untuk pembayaran listrik, telepon hingga BPJS,” kata Sharmila. (Devita)