Suara Karya

ISPIKANI Bengkulu Periode 2022-2026 Dikukuhkan

JAKARTA (Suara Karya): Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI), organisasi profesi di bidang perikanan, mengukuhkan para pengurusnya di Cabang Provinsi Bengkulu periode 2022-2026. Pengukuhan ini sebagai tonggak dimulainya para Sarjana Perikanan di Provinsi Bengkulu untuk berkarya dan berkolaborasi dengan semua pihak dalam memajukan pembangunan perikanan di Provinsi Bengkulu.

 

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal ISPIKANI Kusdiantoro saat mengukuhkan kepengurusan ISPIKANI Cabang Provinsi Bengkulu, Sabtu (3/11), di Bengkulu.

 

Ia mengatakan, Keanggotaan ISPIKANI tersebar di seluruh wilayah Indonesia. ISPIKANI bersama para Sarjana Perikanan dapat memberikan sumbangan pemikiran bukan hanya pada tataran nasional akan tetapi juga di tingkat lokal, namun pemikiran ISPIKANI dapat menjadi landasan kebijakan pemerintah dalam pembangunan perikanan nasional, mengingat kajian pemikiran yang diberikan tidak berafiliasi pada persoalan politis, lebih ditekankan pada aspek keilmuan.

 

Menurutnya, sektor perikanan merupakan sektor harapan, yaitu sektor yang belum dioptimalkan untuk memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia. Potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki Provinsi Bengkulu antara lain perairan territorial (0-12 mil) memiliki potensi 46.145 ton/tahun; perairan ZEEI (>12 mil) memiliki potensi 80.072 ton/tahun; budidaya air tawar (kolam) memiliki potensi 750 Ha; budiaya air payau (tambak) memiliki potensi 350 Ha. Provinsi Bengkulu dengan panjang garis pantai 525 km yang membentang ke arah laut lepas memiliki luas laut 10.080 Km2 berpotensi untuk perikanan tangkap dan budidaya (payau dan laut) khususnya budidaya udang maupun komoditas lainnya.

 

Data menunjukkan, pada 2021 Indonesia tidak terlepas dari perdagangan produk perikanan global. Terjadi adaptasi ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Total nilai ekspor produk perikanan global meningkat 15,4% dibanding 2020. Rata-rata eksportir utama mengalami peningkatan ekspor cukup siginifikan, seperti China naik 15%, Norwegia naik 25%, India naik 30%, Kanada naik 45%, Ekuador naik 31%, dan termasuk Indonesia naik 10% dibanding 2020. Pada 2021, Indonesia mengalami kenaikan ekspor, namun secara peringkat eksportir global mengalami penurunan dari peringkat ke-8 tahun 2020 menjadi peringkat ke-11 tahun 2021 dikarenakan kenaikan ekspor tidak signifikan seperti negara lainnya.

 

“Sektor perikanan tentu menjadi tumpuan perekonomian khususnya bagi kinerja ekspor. Kami memandang bahwa sektor ini memiliki kinerja yang baik dan prospektif antara lain tercermin pada ekspor yang cenderung terus naik dan menghasilkan surplus dari sisi neraca perdagangan sehingga perlu adanya konsep pendekatan hulu-hilir meliputi pabrik pakan, on farm budidaya, pengolahan hasil kelautan dan perikanan, proses pengemasan, pabrik es hingga pabrik kemasan yang berada dalam satu kawasan. Dengan demikian, kegiatan ekonomi yang dihasilkan lebih besar dan memberikan peluang usaha yang lebih beragam bagi masyarakat,” tutur Kusdiantoro.

 

“Persoalan lingkungan tidak kalah penting untuk menjadi perhatian antara lain kegiatan penangkapan di Provinsi Bengkulu masih banyak dilakukan oleh pelaku perikanan yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan alat tangkap yang dilarang maupun beroperasi di kawasan yang tidak diperbolehkan oleh pemerintah. Pembangunan wilayah daratan dan alih fungsi lahan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan menyebabkan rusaknya ekosistem daratan dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada wilayah pesisir. Pembangunan wilayah pesisir menjadi lahan tambak yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan menyebabkan kerusakan mangrove, terumbu karang, dan ekosistem biota laut,” tambahnya.

 

Melalui pengukuhan kepengurusan ini, Kusdiantoro berharap ISPIKANI Bengkulu dapat berperan aktif dan menjadi mitra strategis bagi pemerintah setempat untuk melakukan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Tidak hanya itu, ISPIKANI juga diharapkan dapat memberikan masukan terkait sumber daya perikanan yang ada di daerah tersebut.

 

Hadir pada pengukuhan ISPIKANI Bengkulu antara lain Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dan Kota Bengkulu, Rektor Universitas Bengkulu serta perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan di Bengkulu. Pada pengukuhan ini, diselenggarakan pula Seminar “Dampak dan Adaptasi di Era New Normal”.

 

Dalam rangka mempersiapkan pembangunan nasional di sektor perikanan menuju 100 tahun kemerdekaan Indonesia, ISPIKANI telah menyelenggarakan berbagai seminar dengan mengundang para pakar untuk melakukan kajian dan pembahasan mendalam untuk menghasilkan suatu rumusan sebagai kontribusi pemikiran bagi keberhasilan pembangunan jangka panjang nasional di sektor perikanan. Hasil-hasil seminar tersebut menjadi bahan dalam menyusun buku Indonesia Emas 2045 sebagai sumbangsih pemikiran ISPIKANI untuk pembangunan perikanan nasional. (Bayu)

Related posts