PANDEMI COVID-19
Jamsyar Klaim Kinerja Perusahaan Masih Membaik

0
(suarakarya.co.id/Istimewa)

JAKARTA (Suara Karya): PT Jamkrindo Syariah (Jamsyar) mengklaim kinerja perusahaan hingga 30 April 2020 masih membaik, di tengah pandemi Covid-19. Total Aset Jamsyar saat ini mencapai Rp 1,2 triliun atau tumbuh sebesar 14,09% dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.

Direktur Utama Jamsyar Gatot Suprabowo mengatakan, pertumbuhan tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan bisnis, di samping adanya penambahan modal disetor oleh Jamkrindo sebesar Rp 75 miliar di awal tahun 2020.

“Dari sisi pencapaian laba, laba tahun berjalan Jamsyar di posisi yang sama mencapai Rp 18,71 miliar atau sebesar 35,27% dibandingkan dengan target laba tahun 2020. Apabila dibandingkan dengan pencapaian laba di posisi yang sama tahun lalu, maka laba Jamsyar tumbuh sebesar 17,23% yoy,” kata Gatot melalui video conference, Kamis (14/5/2020).

Dia menambahkan, dari sisi produksi, volume penjaminan dapat dikatakan masih sesuai dengan target. Sesuai dengan siklus tahunan produksi, pada posisi tersebut adalah sebesar 30%, sementara realisasi penjaminan adalah sebesar 29,69%. Produk utama pada periode tersebut adalah Surety Bond, Kontra Bank Garansi dan Penjaminan FLPP.

RISIKO PEMBIAYAAN

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional Jamsyar Ahmad Sonhadji mengatakan, sejalan dengan adanya penerapan PSBB di berbagai provinsi, tentu saja berpotensi menimbulkan risiko yang akan berdampak pada kinerja perusahaan. Beberapa risiko terkait dengan hal tersebut adalah berkurangnya pencairan pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan dan proyek pemerintah maupun swasta. Hal ini membutuhkan kejelian bagi Jamsyar untuk tetap mempertahankan kegiatan bisnisnya.

Selain itu, terdapat kemungkinan adanya peningkatan pengajuan klaim oleh mitra kerja. Untuk itu, Jamsyar telah mengantisipasi dengan melakukan upaya pendekatan kepada mitra perbankan untuk melakukan restrukturisasi sesuai dengan kebijakan relaksasi yang dikeluarkan oleh OJK. Dari sisi kemampuan pembayaran kewajiban, likuiditas Jamsyar masih sangat bagus, yaitu sebesar 550%, dimana sesuai ketentuan POJK, nilai likuiditas dinyatakan dalam kondisi sangat bagus apabila berada di rentang 130% – 800%.

“Jamsyar di tahun 2020 telah menyiapkan tiga skenario, seperti skenario moderat, Jamsyar mengasumsikan pandemi berakhir pada September 2020, dan perusahaan berjalan normal kembali pada Oktober 2020,” katanya.

Sementara itu, Direktur Keuangan, SDM dan Umum Endang Sri Winarni mengungkapkan, sesuai dengan asumsi tersebut, maka IJK Cash Basis ditargetkan mencapai Rp 318 miliar dari target semula sebesar Rp 400 miliar (79,50%). Beban klaim diproyeksikan meningkat menjadi sebesar Rp 114 miliar dari anggaran semula sebesar Rp 93,5 miliar (121,93%). Atas klaim tersebut, diharapkan Jamsyar mendapatkan recovery sebesar Rp 34,9 miliar. Pendapatan investasi juga diproyeksikan menjadi sebesar Rp 55,5 miliar dari target semula Rp 58,5 miliar (94,87%).

“Untuk mengimbangi berkurangnya pendapatan dan peningkatan beban klaim, maka Jamsyar melakukan efisiensi biaya, berupa beban operasional dan beban umum & administrasi. Dengan upaya tersebut, diharapkan laba tahun berjalan mencapai Rp 40 miliar dari target semula sebesar Rp 53 milliar (75,47%). Meskipun menurun dari target, namun laba tersebut tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu sebesar Rp 36,5 miliar atau tumbuh sebesar 9,59%,” katanya. (Andara Yuni)