Suara Karya

Kadin Indonesia Sambut Positif Masuknya Pertamina ke Industri Petrokimia

JAKARTA (Suara Karya): Wakil Komisi Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Achmad Widjaya, menyambut positif masuknya PT Pertamina (Persero) dalam industri petrokimia. Dengan harapan, dalam lima tahun ke depan, industri petrokimia Indonesia akan lebih baik.

“Meski satu dekade ini Indonesia tertinggal dalam industri petrokimia, namun dengan masuknya Pertamina dalam industri ini, diharapkan akan lebih baik dalam lima tahun ke depan,” ujar Achmad Widjaya, di Jakarta, sebagaimana dikutip Antaranews.com, Jumat (21/12/2018).

Dia mengatakan, saat ini Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain di bidang industri petrokimia. Hal itu dikarenakan sebagian besar bahan baku petrokimia diperoleh melalui impor, termasuk di antaranya adalah Nafta.

“Namun akan lebih terlambat kalau tidak dimulai dari sekarang,” ujarnya menambahkan.

Karena itu, dia berharap, Pertamina tidak hanya fokus pada sisi hulu petrokimia, namun juga harus mulai mengintegrasikan bisnis tersebut dari hulu sampai hilir, karena investasi petrokimia sangat besar, serta mempunyai pola industri jangka panjang.

“Selain itu, juga karena keuntungan atau profit kembali yang diperoleh adalah jangka panjang,” katanya.

Selama ini, menurut dia, pelaku usaha sektor petrokimia di tanah air sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk 265 juta jiwai. Industri petromikia yang ada misalnya Chandra Asri dan Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban dinilai belum cukup.

Oleh karena itu, Wijaya mengatakan, kesempatan Pertamina untuk mengintegrasikan industri petrokimia dari hulu sampai hilir, juga sangat terbuka. Sebab, memang hanya korporasi-korporasi besar yang bisa masuk ke dalam industri tersebut.

“Kalau korporasi yang tanggung tidak mungkin masuk ke bisnis seperti itu. Nah itu yang kita harus kaji lebih dalam lagi agar bisa masuk dan pintu-pintu Pertamina harus dibuka,” ujarnya.

Saat ini, melalui tiga kilangnya, yaitu Plaju, Dumai, dai Cilacap, Pertamina memang tengah konsen memproduksi bahan baku petrokimia, yaitu Polypropylene. Bahan baku tersebut sangat dibutuhkan dalam berbagai industri, misalnya bijih plastik.

Keseriusan Pertamina menggeluti industri ini juga ditandai dengan peresmian Operator Training Simulator (OTS) Polypropylene di Pertamina RU III pekan ini.

Peresmian OTS merupakan salah satu terobosan untuk mempercepat peningkatan kompetensi para pekerja serta sebagai sarana improvement process sebelum diaplikasikan di Kilang Petrokimia.

OTS merupakan perangkat simulator yang mensimulasikan seluruh kegiatan operasional kilang baik dari dalam Distributed Control System (DCS) maupun langsung dari lapangan. (Gan)

Related posts