JAKARTA (Suara Karya): Momentum hari raya Idul Fitri harus bisa menggerakkan ekonomi sektor riil di daerah-daerah yang menjadi tujuan pemudik. Pendapatan masyarakat yang biasanya terakumulasi di kota, bakal mengalir ke daerah-daerah.
Demikian dikatakan Ketua Presidium Nasional KAHMI Kamrusammad melalui siaran persnya kepada Suara Karya di Jakarta, Jumat (8/6).
Dikatakan Kamrusammad, dari data yang didapatkannya angka pemudik tahun kemarin mencapai 30 juta orang, sehingga ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 27 juta pemudik.
Dengan demikian, redistribusi pendapatan hasil aktivitas para pemudik pada momen Lebaran sekitar Rp90 triliun. “Dana itu mengalir dari pembayaran zakat, transportasi, konsumsi, belanja dan yang lainnya,” ujarnya.
Dia mengharapkan dalam mudik ada Proses transfer knowledge tentang jiwa entrepreneur kaum urban selama ini hidup dikota dengan kompetisi dalam menciptakan kemandirian ekonomi kepada keluarga didesa. Sehingga terjadi redistribusi aset pendapatan dan redistribusi pengetahuan entrepreneur.
Selain itu, Founder KAHMIPreneur ini juga mengungkapkan, meningkatnya arus mudik dan adanya jaminan pelayanan optimal transportasi mudik dinilai bakal membawa perekonomian daerah akan membaik. Serta meningkatnya transaksi perdagangan di seluruh Tanah Air sejalan dengan bertambah besarnya peredaran uang.
Dengan demikian, momentum mudik lebaran harus digunakan untuk pengembangan potensi riil. Pasalnya hal tersebut untuk menggerakkan perekonomian lokal.
Dia juga berharap kesadaran pemudik harus ditingkatkan untuk menumbuhkan investasi di daerah masing-masing melalui peningkatan investasi sebagian dana yang dibawa ke desa untuk kegiatan-kegiatan produktif di sektor UMKM, industri rumahan, peternakan.
“Jadi sebenarnya momen mudik bisa dimanfaatkan untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi lokal,” katanya. (Tri Handayani)