Suara Karya

“Kampus Merdeka” Ternyata Sudah Diterapkan STP Trisakti Sejak Era 90-an

(Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sebenarnya bukan hal baru bagi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti. Konsep tersebut bahkan sudah dijalankan sejak era 90-an.

“STP Trisakti sejak tahun 90-an sudah memberi kesempatan kepada mahasiswa selama 2 semester berada diluar kampus dalam program Job Training Programme van de Hotel Management School Leeuwarden di Belanda,” kata Ketua STP Trisakti, Fetty Asmadiati saat diminta tanggapannya soal kebijakan Merdeka Belajar:Kampus Merdeka, di Jakarta, Senin (20/7/20).

Fetty menjelaskan, hal yang dilakukan mahasiswa STP Trisakti selama diluar kampus, antara lain dua semester magang di lingkungan kerja pariwisata dan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) dengan mahasiswa lintas jurusan selama satu semester di desa yang dipilih.

“Program magang dilakukan 2 semester agar mahasiswa dapat menggali pengalaman lebih baik di dunia kerja. Mereka juga wajib ikut KKN selama 1 semester bagaimana bersatu padu membangun desa yang ditinggali. Kegiatan semacam itu penting untuk menumbuhkan empati terhadap orang lain,” ujarnya.

Karena itu, Fetty mengaku senang ketika metode pembelajaran 3 semester diluar kampus yang dilakukan, ternyata selaras dengan kebijakan pemerintah. Program tersebut akan terus diterapkan kampus, karena terbukti memberi manfaat yang luar biasa terhadap lulusan STP Trisakti.

“Tak hanya itu, keistimewaan lain jika kuliah di STP Trisakti adalah mahasiswa dapat mengasah kemampuan dan jiwa kewirausahaannya melalui program inkubasi lewat wadah yang disebut In.Cube Enterprise. Ada 80 mahasiswa yang aktif menjalankan In.Cube ini,” katanya.

Hal menariknya dari program yang dijalankan In.Cube, kata Fetty, mahasiswa setelah mendapat mentoring tentang wirausaha, langsung diajak untuk praktik langsung lewat pembuatan usaha. Kampus hanya mendorong terbentuknya usaha, mahasiswa yang menjalankan bisnisnya.

“Mahasiswa yang bergabung dalam In.Cube menentukan sendiri usaha yang mau dikembangkan. Mereka sendiri yang menentukan pekerjaan masing-masing orang. Dengan demikian, setiap orang wajib menjalankan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggung jawab,” tutur Fetty menandaskan.

Hal senada dikemukakan Ketua Yayasan Trisakti, Bimo Prakoso Djanadi. Ia sangat mendukung berbagai program yang dikembangkan STP Trisakti karena terbukti hasilnya. Termasuk program double degree, yang awalnya hanya satu perguruan tinggi asing, kini telah meluas hingga 5 perguruan tinggi dari 5 negara.

“Kerja sama dengan perguruan tinggi asing itu terjaga hingga saat ini. Itu artinya, program tersebut berjalan dengan baik. Apalagi perguruan tinggi asing itu berkualitas bagus, sehingga kompetensi lulusannya STP Trisakti diakui di dunia pariwisata dunia,” katanya.

Terkait kebijakan Kampus Merdeka yang digagas Mendikbud Nadiem, Bimo pun berwacana memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih belajar selama 3 semester di 5 kampus lainnya dibawah naungan Yayasan Trisakti. Dengan demikian, mahasiswa bisa belajar ilmu lain diluar program studinya.

Disebutkan 6 perguruan tinggi milik Yayasan Trisakti, yaitu Universitas Trisakti, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti, Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Sekolah Tinggi Ekonomi Trisakti, Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti dan STP Trisakti.

“Wacana kuliah 3 semester di kampus lain milik Yayasan Trisakti belum bisa diterapkan dalam waktu segera,” ujarnya.

Alasanya, Bimo menuturkan, pihaknya saat ini tengah merekstrurisasi dua kampus agar lebih menarik dari sisi program studi maupun kampusnya. Kedua kampus tersebut adalah Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti dan Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti.

Bimo mengakui, STP Trisakti merupakan salah satu yang berhasil dari 5 perguruan tinggi yang dikembangkan Yayasan Trisakti, diluar Universitas Trisakti yang hingga kini masih berkonflik. Hal itu terlihat pada jumlah mahasiswa STP yang stabil bahkan cenderung naik setiap tahunnya.

“STP Trisakti juga aktif dalam mengembangkan beragam program kemahasiswaan. Gedung kampusnya pun bagus dan bersih sehingga mahasiwa nyaman berada didalamnya,” tutur Bimo yang sudah bergabung dengan Yayasan Trisakti sejak 2013 itu. (Tri Wahyuni)

Related posts