KBN 2021 Beri Penghargaan 7 Perempuan Penggiat Berkebaya

0

JAKARTA (Suara Karya): Kongres Berkebaya Nasional (KBN) 2021 memberi penghargaan kepada 7 perempuan yang selama ini dinilai konsisten dalam pengembangan kebaya. Meski berlatar belakang yang beda-beda, mereka memiliki kesamaan yang sama, yaitu suka berkebaya.

Ketujuh perempuan itu adalah pengusaha kosmetik Martha Tilaar, desainer Anne Avantie, penyanyi Sundari Sukoco, mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboy, penyanyi Endah Laras, desainer sepatu Ni Luh Djelantik dan penggiat berkebaya di negara Swiss, Christine Dessynta.

“Lewat penghargaan ini, kami harap makin banyak perempuan Indonesia yang konsisten dalam mempromosikan kebaya tak hanya di negaranya sendiri, tapi juga diluar negeri,” kata Ketua Panitia Penyelenggara KBN 2021, Lana T Koentjoro dalam penutupan KBN 2021 yang digelar daring maupun luring, Selasa (6/4/2021).

Kongres yang digelar pada 5-6 April 2021 itu diharapkan dapat memperkuat proses pelestarian kebaya di kalangan generasi muda. Kebaya juga diharapkan mendapat pengakuan dari badan dunia untuk pendidikan dan kebudayaan, Unesco sebagai warisan budaya dari Indonesia.

Sebelumnya, Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama Eny Yaqut mengatakan, kebaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk pemersatu perempuan Indonesia.

“Kebaya dapat digunakan sebagai penguatan ukhuwah. Saya ingin menempatkan kebaya sebagai sarana pemersatu perempuan, tanpa melihat suku, pendidikan, agama, latar belakang sosial, dan lainnya,” kata Eny.

Eny yakin banyak perempuan Indonesia yang akan mencintai kebaya dan ingin melestarikannya. Karena, kebaya tidak saja digunakan pada acara formal, tetapi juga untuk keseharian.

Eny mengajak perempuan Indonesia untuk saling berkolaborasi dalam melakukan pelestarian kebaya. Kebaya tidak hanya ditemukan di Pulau Jawa, tetapi juga di seluruh pelosok Tanah Air. Meskipun penyebutannya yang berbeda.

“Kebaya dianggap sebagai simbolisasi emansipasi perempuan,” ucapnya menegaskan.

Eny mencontohkan tokoh perjuangan emansipasi perempuan, RA Kartini yang tak bisa dilepaskan dari kebaya. Kebaya telah menjadi kekhasan Indonesia yang mewakili jati diri bangsa.

“Melalui kebaya ada perjuangan, kesederhanaan, kepatuhan hingga kelemahlembutan,” katanya. (Tri Wahyuni)