
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) Pendidikan Tinggi Vokasi kembali memberangkatkan 82 dosen vokasi ke Inggris dan Amerika.
Mereka akan mengikuti Program Magang Penguatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul Bereputasi Global melalui Sertifikasi Kompetensi, Sertifikasi Profesi dan Magang Bersertifikat Tahun 2022.
“Di era revolusi industri 4.0, dosen vokasi dituntut memiliki wawasan, kompetensi dan pengetahuan terkait dinamika industri berskala internasional,” kata Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbudristek, Saryadi usai pelepasan rombongan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (5/11/22).
Saryadi saat itu didampingi Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) Pendidikan Tinggi Vokasi, Henri Tambunan.
Hadir pula wakil dari Kedutaan Besar Amerika di Indonesia, Randall Martin; Technical Lead-Institutional Management, USAID Teman LPDP; dan Vice Rector for Academic Affair University of Rhode Island, Kirstin Johnson; Dekan Fakultas Lingkungan dan Ilmu Hayati, John Kirby; dan Direktur Kemitraan Asia, Brook Williams Ross.
Selain memperoleh sertifikasi berskala internasional, lanjut Saryadi, para dosen juga menjalani program magang di beberapa perguruan tinggi dan industri besar di luar negeri.
“Mereka wajib menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan, wawasan, dan pengalaman terkait pembelajaran pendidikan vokasi di perguruan tinggi bereputasi global tersebut. Mereka diberi tugas untuk menjalin kerja sama dengan beberapa universitas di negara yang dituju,” ujarnya.
Sepulang menjalani magang, pelatihan dan sertifikasi kompetensi internasional itu, para dosen diharapkan menjadi agen perubahan dan pimpinan proyek perubahan dan inovasi di perguruan tinggi asal.
“Mereka diharapkan dapat membawa perguruan tingginya ke dalam ekosistem dan tata kelola perguruan tinggi vokasi yang baik. Sehingga bisa bersaing di kancah internasional,” kata Saryadi.
Hal senada dikemukakan Direktur KLSD Pendidikan Tinggi Vokasi, Henri Tambunan menyampaikan, kloter kedua merupakan rombongan terbanyak mewakili tiga skema program beasiswa Sertikom luar negeri tahun 2022. Ketiga skema itu adalah Sertifikasi Kompetensi, Sertifikasi Profesi dan Magang Bersertifikat.
Program beasiswa itu terlaksana sebagai wujud implementasi kerja sama antara Kemdikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Henri menjelaskan, program beasiswa dibagi dua kelompok, yaitu Sertikom Dalam Negeri dan Sertikom Luar Negeri. Untuk dapat mengikuti program itu, peserta harus melewati serangkaian seleksi yang sangat ketat, yang dilaksanakan secara akuntabel dan transparan.
Pada seleksi administrasi dan substansi melibatkan 48 orang reviewer nasional. Hingga akhirnya, dari sekitar 4 ribuan pendaftar, ada 744 dosen vokasi dinyatakan lolos untuk mendapat beasiswa baik itu skema di dalam maupun luar negeri.
Untuk skema luar negeri, terpilih 194 dosen vokasi dari PTN dan PTS yang akan melaksanakan program di 13 perguruan tinggi serta industri di 4 negara asing, yaitu Inggris, Jerman, Amerika, dan Singapura.
“Ada 96 orang ditempatkan di 7 universitas dan industri di Inggris, 58 orang di dua universitas di Amerika, 36 orang lainnya mengikuti program di TU Dresden Institute, Jerman dan 4 orang di SQI International Singapore,” ujar Henri.
Dosen yang berangkat pada kloter kedua sebanyak 82 orang dari Skema Sertifikasi Kompetensi dan Magang Bersertifikat. Dua negara tujuan, yaitu Inggris dan Amerika.
Di Inggris, peserta ditempatkan di Cardiff and Vale College (8 orang), City of Glasgow College (26 orang), Duco Digital (6 orang), dan University of Strathclyde (20 orang), dan di University of Rhode Island, Amerika Serikat (22 orang).
Wakil Rektor University of Rhode Island (URI), Kristin Johnson menyambut kerja sama dengan senang dan bangga. “Kami menyiapkan profesor terbaik untuk menggembleng para dosen, khususnya di bidang kemaritiman, perikanan, ilmu farmasi serta riset herbal medicine yang menjadi unggulan,” katanya.
Kristin berharap, kerja sama tidak sebatas pelatihan (training), tetapi juga diperluas melalui program double degree, joint research, joint publication, visiting professor, staf mobility, student mobility, international conference, dan kegiatan ilmiah lainnya. (Tri Wahyuni)