Suara Karya

Kejar Transformasi Dikti, Diluncurkan MB Episode 20: Praktisi Mengajar

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode 20: Praktisi Mengajar. Program tersebut untuk mengejar transformasi sistem di jenjang pendidikan tinggi.

“Hadirnya praktisi di kampus akan mengoptimalkan proses pembelajaran. Dosen dapat ilmu baru tentang industri, sedangkan mahasiswa bisa bertatap muka langsung dengan praktisi,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar (MB) Episode 20: Praktisi Mengajar, yang digelar daring, Jumat (3/6/22).

Ditambahkan, kehadiran praktisi sekaligus mendorong perguruan tinggi meraih 8 Indeks Kinerja Utama (IKU), ukuran kinerja terbaru untuk mewujudkan perguruan tinggi yang lebih adaptif dan berbasis luaran lebih konkret.

“Lewat Program Praktisi Mengajar, iklim pembelajaran di kampus diharapkan ikut terdongkrak sesuai IKU yang kita targetkan,” ujarnya.

Program Praktisi Mengajar berfokus pada tercapainya IKU nomor 4 yaitu praktisi ikut terlibat dalam perencanaan mata kuliah. Para dosen nantinya dapat pengetahuan terbaru tentang dunia industri. Mahasiswa juga bisa berinteraksi langsung dengan praktisi yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Capaian lain, disebutkan Nadiem, IKU nomor 7 yaitu mahasiswa dapat belajar dengan metode studi kasus masalah riil. Mereka dapat menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh pada model pemecahan masalah, sekaligus mengembangkan keterampilan non-teknis (soft skills) pada suatu kelompok kerja sama.

“Pelibatan praktisi atau profesional akan mendorong bahasan studi kasus dalam kelompok lebih cepat dalam pencapaian IKU, sehingga terjadi akselerasi peningkatan kualitas pendidikan tinggi,” katanya.

Hal senada dikemukakan CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat. Ia mengutip hasil
Survei Willis Towers Watson pada periode 2014-2016, yaitu 8 dari 10 perusahaan di Indonesia sulit mendapat lulusan yang siap kerja.

“Survei itu menunjukkan adanya masalah kualitas dan kuantitas. Saya merasa potensi kita sangat besar. Tetapi, ketika mahasiswa belajar, belum dapat konteks seperti apa yang diinginkan industri. Itu secara kualitas, belum kuantitasnya. Saya harap, kualitas yang sudah bagus akan jadi merata,” tuturnya.

Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Bob Tyasika Ananta menyebut, identifikasi kapabilitas di masa depan, organisasi perlu melakukan perekrutan pegawai baru yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Dukungan atas Program Praktisi Mengajar disampaikan pendiri Narasi, Najwa Shihab. Katanya, program Praktisi Mengajar merupakan insiatif yang penting dan bermanfaat bagi semua pihak.

“Mahasiswa Indonesia akan tumbuh dengan nilai-nilai partisipatif dan makin kompeten di bidang apa pun yang banyak praktisi terlibat didalamnya. Begitu pun dengan praktisi. Mereka bisa terus memperbaharui keterampilannya, karena lewat mengajar, mereka kembali belajar,” tuturnya.

Rektor Universitas Cendrawasih, Apolo Sapanfo mengatakan, program Praktisi Mengajar dibutuhkan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi, kualitas, kualifikasi, serta keterampilan yang tinggi. Lewat program itu, baik dosen maupun mahasiswa selalu ter-update dengan perkembangan di industri.

Dukungan atas program Praktisi Mengajar ini juga datang dari kalangan mahasiswa. Mahasiswa Universitas Bandar Lampung Marsella Silvia menilai program itu akan membawa pembaharuan pada sistem pembelajaran di kelas.

“Dua manfaat saat praktisi dan dosen berkolaborasi untuk mengajar di kelas. Pertama, kami dapat keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan nonteknis (soft skills) yang diperlukan di dunia kerja nanti,” ujar

Kedua, lanjut Silvia, pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari mahasiswa Indonesia dapat menjadi bekal untuk bersaing di lingkup nasional dan internasional.

Suwandi Amin Sangaji, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sorong mengatakan, program Praktisi Mengajar sangat spesial bagi dirinya. Karena didampingi langsung praktisi, sehingga memudahkan dirinya untuk memahami materi yang diajarkan dan dapat berkonsultasi langsung. (Tri Wahyuni)

Related posts