Kembangkan OMAI, Komitmen Dexa Medica Jaga Alam Tetap Lestari

0

JAKARTA (Suara Karya): PT Dexa Medica berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Upaya itu juga bagian dari penerapan ‘green pharmacy’ guna menjaga kelestarian lingkungan.

“Lewat OMAI, bisa mengobati pasien dengan obat-obatan dari biodiversitas alam Indonesia, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” kata Director of Research and Business Development Dexa Group, Prof Raymond Tjandrawinata dalam seminar Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), di Jakarta, Selasa (20/6/23).

Disebutkan, produk OMAI yang dikembangkan Dexa Medica, antara lain STIMUNO, HerbaKOF, HerbaAsimor, Inlacin, Redacid, Disolf, dan lain sebagainya.

Ia mencontohkan, STIMUNO yang dikembangkan dari tanaman meniran hijau (Phyllanthus niruri) telah banyak diteliti saintis di Tanah Air.

“Lewat pengembangan OMAI, tak hanya pasien saja yang sehat, tetapi juga lingkungan terjaga dan mendatangkan devisa negara, karena OMAI diekspor ke luar negeri,” ujarnya.

Hal senada dikemukakan Manager Program Terestrial YKAN, Edy Sudiyono. Katanya, masih banyak kekayaan alam Indonesia yang dapat dieksplorasi untuk pengembangan OMAI.

Pihaknya tengah mengkaji sejumlah tanaman yang biasa dikonsumsi orang utan dapat dikembangkan untuk obat-obatan.

“Salah satu upaya penting untuk pelestarian alam dengan mengungkapkan potensi secara mendalam dan memanfaatkannya secara lestari,” tuturnya.

Pembicara lain, peneliti dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Prof Irawan Wijaya Kusuma mengatakan, pengembangan obat dari bahan alam merupakan dukungan untuk kelestarian alam yang berkelanjutan.

Kemudian Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, Apt. Soepomo memberi apresiasi atas upaya Dexa Medica dalam mengembangkan obat dari bahan alam. Karena data menyebutkan, pasar herbal diproyeksikan akan bertumbuh dari 165 miliar dollar pada 2022 menjadi 347 miliar dollar pada 2029.

“Produk OMAI dari Dexa Medica, bahkan ada dalam bentuk fitofarmakanya, sangat berarti bagi Indonesia. Artinya hutan kita bisa dimaksimalkan potensinya,” ucap Soepomo menegaskan. (Tri Wahyuni)