Kemdikbud Gandeng Casio Computer Tingkatkan Kompetensi Siswa

0

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggandeng Casio Computer untuk meningkatkan kompetensi siswa bidang sains, teknologi, rekayasa dan matematika (STEM). Kompetensi itu diperlukan agar lulusan mampu bersaing di abad 21.

“Pelatihan ini tak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga gurunya,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy usai penandatanganan naskah kerja sama dengan Wakil Presiden Eksekutif Casio Computer, Hiroshi Nakamura, di Jakarta, Kamis (27/9).

Disebutkan, salah satu dari bagian kerja sama adalah kesempatan magang bagi siswa. Tercatat ada 20 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) saat ini tengah magang di pabrik Casio, Thailand. Masa magang selama 3 bulan ditanggung pihak Casio.

“Kami juga akan membuat sekolah binaan untuk melihat efektivitas penggunaan kalkulator saintifik dalam pelajaran matematika. Namun, mesti diingat kalau malkulator itu sebatas alat bantu. Siswa tetap harus mengerti perkalian sederhana,” ujarnya.

Untuk gurunya, lanjut Muhadjir, sejak 2017 lalu Casio membantu pembiayaan dalam pelatihan bidang STEM. Pelatihan tersebut kini telah menjangkau 9.800 guru matematika dan IT (informatika dan telekomunikasi) di seluruh Indonesia.

“Pelatihan untuk guru ini dikembangkan dengan model training for trainer. Guru melatih guru lain yang ada di wilayahnya masing-masing. Mereka juga diminta untuk menyusun bahan ajarnya serta menjangkau lebih banyak guru lagi,” kata Mendikbud.

Wakil Presiden Eksekutif Casio Computer, Hiroshi Nakamura mengaku bangga pihaknya bisa berkontribusi dalam pengembangan pendidikan STEM di Indonesia. Ia berharap perangkat casio dapat membantu meningkatkan kompetensi siswa dan gurunya.

“Sebenarnya kerja sama dengan Kemdikbud hanya untuk 5 tahun. Tetapi melihat hasilnya yang luar biasa, kerja sama ini akan dilanjutkan untuk waktu yang tak terbatas,” ucapnya.

Sebagai penemu kalkulator elektonik, Casio memiliki perhatian khusus kepada matematika dan pengembangan sains di beberapa negara berkembang. Guna menarik perhatian siswa belajar matematika, Casio mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan dan memacu kreatifitas.

Di negara maju seperti Inggris, Amerika dan Singapura, kalkulator bukan barang “haram” dalam kompetisi. Peserta boleh pakai kalkulator, sehingga mereka bisa konsentrasi pada pemecahan masalah. “Dengan kalkulator, peserta tak perlu buang waktu dibanding menghitung secara manual,” kata Nakamura menandaskan. (Tri Wahyuni)