Suara Karya

Kemdikbud Gandeng TF Kembangkan Inovasi Pembelajaran

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggandeng Tanoto Foundation (TF) mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan dasar (dikdas). Program tersebut diharapkan menjangkau lebih dari 12 ribu sekolah pada 2022.

“Sinergitas dengan swasta semacam ini penting karena urusan pendidikan tidak bisa ditangani pemerintah sendirian,” kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud, Hamid Muhammad dalam peluncuran Program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (Pintar) di Jakarta, Jumat (28/9).

Hadir dalam kesempatan itu anggota Dewan Pembina TF, Belinda Tanoto.

Program Pintar fokus pada 3 pendekatan, yaitu membangun dan menyebarluaskan praktik-praktik baik dalam pembelajaran, manajemen dan kepemimpinan sekolah. Serta ikut membantu meningkatkan mutu calon guru lewat kerja sama dengan sejumlah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

“Kami dukung upaya Tanoto Foundation untuk bersama mengembangkan kualitas guru, kepala sekolah dan mahasiswa calon guru. Hal itu pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,” ujar Hamid.

Sementara itu Belinda Tanoto menuturkan, program corporate social responsibility (CSR) fokus pada kegiatan yang menyentuh siklus kehidupan manusia, mulai anak usia dini hingga usia produktif, terutama sektor pendidikan. Karena pendidikan akan mempercepat munculnya kesetaraan dan peluang.

“Keyakinan kami diperkuat hasil penelitian Mc Kinsey pada 2017 yang menyebut program peningkatan kualitas guru dan kepemimpinan sekolah berdampak besar pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

Ditambahkan, TF telah mengembangkan program peningkatan kualitas pendidikan sejak 2010 lewat program yang disebut Pelita Pendidikan. Program itu bermitra dengan 500 sekolah dan menjangkau lebih dari 43 ribu siswa.

“Selain siswa, program itu juga menyentuh para guru. Ada lebih dari 5 ribu guru mendapat pelatihan peningkatan kapasitas dan kompetensi di 3 provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi,” katanya.

Belinda menambahkan, Indonesia merupakan salah satu dari 4 negara dengan sistem pendidikan terbesar, setelah China, India dan Amerika Serikat. Karena itu, perlu dirancang program yang dapat menjawab tantangan sistem pendidikan Indonesia yang kompleks.

“Ada 2,6 juta guru dan 50 juta siswa di Indonesia. Selain itu ada 250 ribu sekolah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan ada ribuan pulau. Penyelenggara pendidikan di Indonesia sangat kompleks,” ucapnya.

Karena itu, lanjut Belinda, diharapkan Pintar bisa menjadi salah satu solusi atas tantangan pendidikan tersebut. Pada 2018, program Pintar akan diterapkan di 14 kabupaten/kota dan 10 LPTK di 5 provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.

“Pada 2019, Program Pintar akan dikembangkan lebih luas hingga 30 daerah dan bermitra dengan 810 sekolah,” kata Belinda menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts