Kemdikbud Gelar Nobar Daring Film Kartini, Ditonton hingga 4 Ribu Orang

0

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar nonton bareng (nobar) secara daring film Kartini. Kegiatan untuk memperingati Hari Kartini tersebut ditonton lebih dari 4 ribu orang.

“Lewat film ini, kami ingin generasi muda dapat mengetahui dan meneladani sosok Kartini sebagai pejuang hak-hak perempuan di Indonesia,” kata Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Ainun Na’im saat membuka perhelatan Nobar Daring Film Kartini, Sabtu (24/4/2021).

Dalam acara yang digagas Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) itu, Ainun menjelaskan, film Kartini diproduksi anak bangsa, Hanung Bramantyo. Film itu mengangkat cerita kepahlawanan perempuan Indonesia dalam ranah yang lebih luas.

“Film ini akan bermanfaat untuk membangun karakter bangsa, sehingga kita bisa memahami dan menghayati hak-hak perempuan yang telah diperjuangkan Kartini di masa itu,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, sutradara film Kartini, Hanung Bramantyo, menceritakan alasan mengapa tokoh RA Kartini layak diangkat dalam sebuah film. Pertama adalah semangat literasi yang dikobarkan perempuan kelahiran Jepara tersebut.

“Semangat literasi Kartini menjadi pengingat bangsa Indonesia bahwa menulis dan membaca adalah dasar dari sebuah pendidikan,” ujarnya.

Menurut Hanung, literasi menjadi penting. Itulah yang mendasari kenapa hari kelahiran Kartini pada 21 April harus diperingati masyarakat di seluruh Indonesia.

Kedua, lanjut Hanung, Kartini merupakan sosok pahlawan yang ikut menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Jepara. Di mana ukir kayu saat itu dianggap sebagai kerajinan orang kampung. Mereka juga takut terkena kutukan jika membuat ukiran bergambar wayang.

“Melalui kartini, masyarakat Jepara jadi tahu apa saja kegiatan yang diperbolehkan karena tidak melanggar adat istiadat setempat. Kartini membantu perekonomian Desa Mukirsari dengan cara menjual berbagai produk ukiran unik ke negara Belanda,” tuturnya.

Hal senada dikemukakan pemeran utama film Kartini, Dian Sastrowardoyo. Katanya, sosok Kartini adalah tokoh pahlawan yang menjadi idolanya sejak lama. Ia bahkan banyak belajar dari tulisan Kartini dalam bukunya yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.

“Tulisan Kartini dalam buku tersebut sangat menginspirasi saya. Kartini itu sosok yang pantang menyerah di saat hidupnya dalam kondisi tidak ada harapan,” ucap Dian.

Dian mengungkapkan, terpilih sebagai pemeran RA Kartini merupakan anugerah yang luar biasa. Ia jadi punya kesempatan membaca seluruh tulisan RA Kartini yang sarat motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

“Dengan menerapkan teladannya, saya sendiri merasa jadi terbantu dalam karir dan menemukan tujuan hidup yang harus berguna buat orang lain,” ujarnya.

Aktivis perempuan dan penulis, Kalis Mardiasih juga mengungkapkan perasaannya setelah menonton film Kartini. Kalis menjelaskan, masyarakat jadi tahu bahwa RA Kartini mampu mendobrak hak-hak perempuan yang saat itu sulit sekali untuk merdeka.

“Kartini mampu mendefinisikan dirinya sendiri, nilai-nilai yang dipercayainya serta mimpi yang sudah dibangun serta perjuangan dengan segala tantangannya,” katanya.

“Kartini juga menginspirasi semua orang. Dari latar belakang apapun dia berasal, Kartini selalu berani mempertanyakan siapa kamu, dan untuk apa kamu ada, dan bagaimana kamu memperjuangkan dengan pengetahuan dan keberanian,” ucap Kalis.

Dalam laporannya, Kepala Puspeka Kemdikbud, Hendarman berharap, nobar film Kartini dapat meneruskan semangat RA Kartini ke anak bangsa. Selain mengedukasi kesetaraan dalam pendidikan bagi perempuan Indonesia, dan mendorong kepercayaan diri perempuan dalam berkarya.

“Dan tak kalah penting, Kartini mampu menumbuhkan semangat perempuan untuk berkarya di berbagai bidang serta membangkitkan kualitas hidup perempuan,” kata Hendarman menandaskan. (Tri Wahyuni)