
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengenalkan pendidikan vokasi ke milenial lewat lomba cover lagu ‘Condong pada Mimpi – Vokasi Berjaya” (CPM-VB).
Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto kepada wartawan sebelum pengumuman pemenang Lomba Cover Lagu CPM-VB di Jakarta, Jumat (27/11/20) malam menjelaskan, lomba tersebut dipilih karena ia ingin menyasar kaum muda (milenial). Pilihan lagu CPM-VB karena lagu tersebut berisi dorongan semangat dan keunggulan dari pendidikan vokasi.
“Kalau mau kerja mudah, kami bisa saja membuat pameran pendidikan vokasi. Tetapi di masa pandemi seperti ini, siapa yang mau datang. Kemudian tercetuslah buat lomba lagu secara daring dengan memanfaatkan teknologi. Ternyata antusias siswa dan masyarakat luar biasa,” ujar Wikan.
Isi lagu CPM-VB mengajak generasi muda untuk melanjutkan pendidikan sesuai minat (passion). Jika tertarik dengan pekerjaan yang memerlukan keterampilan ‘tangan’, maka jangan ragu untuk memilih pendidikan vokasi.
“Saya ingin memotivasi generasi muda mengetahui minat dan bakat. Termasuk orangtua. Karena kebahagiaan orangtua tak sama dengan versi kebahagiaan anak. Biarkan anak memilih jalur pendidikannya sendiri. Karena segala pekerjaan jika dikerjakan dengan passion, tetap akan memberi kesejahteran,” ujarnya.
Wikan Sakarinto mengaku tak menyangka banyak peserta didik dari lembaga kursus yang ikut ajang lomba tersebut. “Lembaga kursus sekarang berada dibawah Ditjen Vokasi. Antusias mereka juga luar biasa,” kata Wikan.
Sebagai informasi, lagu CPM-VB diciptakan Wikan sejak pertengahan 2020 saat pandemi covid-19 melanda dunia. Menggandeng kreator musik dan lirik, Wahyu Hermawan yang berduet dengan Darmawan Okto. Lagu itu dinilai sangat relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.
Lagu CPM-VB kini bisa dinikmati lewat berbagai portal digital, antara lain Spotify, Apple Music, iTunes, Youtube dan layanan digital music streaming lainnya.
Ketua tim juri yang juga musisi Purwacaraka dalam kesempatan yang sama memberi apresiasi kepada pihak penyelenggaraan lomba. Ide Dirjen Vokasi Wikan dinilai brilian dalam membangun kesadaran generasi muda tentang pendidikan vokasi agar lebih ‘dihargai’ di masyarakat.
Ditambahkan, pendidikan vokasi juga sama penting dibanding pendidikan umum. Sebab, apa yang dipelajari saat ini akan tergambar jelas di masa depan. Ia mencontohkan dirinya yang lulusan teknik industri ITB dengan karirnya sebagai musisi.
“Jangan ada lagi kesalahan pendidikan seperti kasus yang saya alami, semata demi menyenangkan orangtua. Passion saya di musik, tapi saya kuliah di ITB karena keinginan orangtua,” tuturnya pria yang akrab dipanggil Kang Purwa tersebut.
Kang Purwa mengaku kewalahan dalam menilai kemampuan bernyanyi para peserta. Persaingan terbilang ketat. Apalagi jumlah peserta lomba lewat kanal Youtube itu mencapai 1000 peserta.
Disebutkan pemenang untuk kategori A dari peserta didik, pendidik, civitas aktif pada satuan pendidikan vokasi adalah posisi pertama diraih Btari Chinta dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sekolah Musik Vidi Vici. Posisi kedua adalah Pro-Vokasi dari Vokasi Universitas Brawijaya. Posisi ketiga adalah Yula Diana dari SMK Negeri 1 Grati.
Untuk kategori B berasal dari peserta umum dan alumni vokasi, sebagai pemenang pertama adalah Olive Prima asal Depok, Jawa Barat. Juara kedua Purnama Nuraeni asal Kota Bogor, Jawa Barat dan pemenang ketiga adalah EBB asal Kabupaten Tulungagung.
Kategori C dari peserta politeknik dan satuan pendidikan vokasi, sebagai juara pertama adalah LKP Nuning. Juara kedua SMKS TI Muhammadiyah Cikampek dan juara ketiga adalah Indonesia Tourism School-Bali.
Kemdikbud juga memberi apresiasi untuk pemenang kategori ekspos digital yaitu Politeknik Maritim Negeri Indonesia, Politeknik Negeri Lampung dan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB). (Tri Wahyuni)