Kemdikbud Luncurkan Forum Pengarah Vokasi, Perkuat Program Link & Match

0
(suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meluncurkan ‘Forum Pengarah Vokasi’ (Rumah Vokasi) untuk memperkuat program link & match (kesetaraan dan kesesuaian) antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Usai peluncuran, pada Rabu (15/7/20) Nadiem menyaksikan penandatangan naskah kerja sama (MoU) antara Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbud, Wikan Sakarinto dengan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (HKI), Sanny Iskandar.

Hadir dalam kesempatan itu, puluhan wakil dari lembaga/asosiasi/DUDI sebagai anggota Forum Pengarah Vokasi.

Nadiem kembali menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pendidikan vokasi dengan para pelaku bisnis. Kemitraan strategis untuk mewujudkan ‘pernikahan massal’ atau link & match adalah keniscayaan yang harus dibangun guna menyiapkan sumber daya manusia (SDM) masa depan.

“Rumah Vokasi akan menjadi salah satu wadah bagi para pihak yang terlibat dalam kemitraan strategis untuk peningkatan SDM Indonesia,” ucap Nadiem.

Disebutkan, program kerja sama dengan DUDI antara lain, berupa penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi, penyelarasan proses pembelajaran, peningkatan kapasitas SDM vokasi, magang, praktik kerja lapangan terstruktur, dosen/guru tamu, penyerapan lulusan, beasiswa, sertifikasi kompetensi, bantuan sarana prasarana, teknologi dan proses kerja industri hingga riset terapan.

“Rumah Vokasi diharapkan dapat memberi masukan, rekomendasi dan fasilitasi dalam pengembangan pendidikan vokasi,” kata Mendikbud menegaskan.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi di Tanah Air. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Jerman pada 2016 lalu.

“Pembentukan ekosistem ini didahului pilot model untuk program kemitraan dunia industri dan dunia kerja dengan dunia pendidikan. Hingga saat ini, lebih dari 2.600 perusahaan siap mendukung pengembangan vokasi,” katanya.

Hal senada dikemukakan Ketua Umum Apindo, Hariyadi B Sukamdani. Katanya, upaya pemerintah dalam pengembangan pendidikan vokasi sejalan dengan misi asosiasi. Dimana dunia usaha terlibat aktif dalam mengembangkan vokasi, termasuk pembentukan lembaga serupa di berbagai daerah sebagai pilot project.

“Apindo mendorong keterlibatan leading company di masing-masing sektor. Perlu ada tempat praktik sebagai ‘playground’. Dual system ini bisa menjadi jembatan solusi untuk vokasi yang lebih baik,” tutur Hariyadi.

Ditambahkan, Apindo tengah fokuskan perhatian pada penguatan fondasi Technical and Vocational Education and Training (TVET) yang meliputi percepatan standardisasi dan sertifikasi serta pelatihannya. Apindo juga memberi perhatian demi terwujudnya ekosistem dalam sistem perencanaan tenaga kerja, industrial council hingga sistem pendanaan.

“Hal terpenting adalah memastikan program sejalan dengan strategi dunia industri,” ucapnya.

Menurut Hariyadi, upaya peningkatan efektivitas vokasi, sistem pendidikan harus berkaitan dengan ketenagakerjaan. Untuk itu penting untuk mengembangkan ekosistem terkait. Misalkan, sertifikasi yang dikaitkan sistem kompensasi atau skala upah, serta kompensasi berbasis kompetensi.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto mengatakan, lewat sinergi bersama dunia industri dan dunia kerja, diharapkan sekolah vokasi dapat mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berdaya serap tinggi di industri.

“Dampak jangka panjangnya adalah muncul antrean untuk masuk SMK atau politeknik. Karena disanalah, siswa atau mahasiswa dapat pengalaman dan praktik kerja yang kuat untuk modal karir di masa depan,” kata Wikan menandaskan. (Tri Wahyuni)