Kemdikbud Luncurkan Sandiwara Sastra, Sasar Milenial lewat Podcast

0

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menghidupkan kembali sandiwara radio, yang ceritanya diambil dari karya sastra Indonesia. Selain lewat Podcast (Siniar), Sandiwara Sastra akan disiarkan lewat Radio Republik Indonesia (RRI).

“Sandiwara Sastra dibuat dengan harapan milenial kita jadi tahu dan suka karya sastra Indonesia,” kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam jumpa pers daring tentang peluncuran Sandiwara Sastra, Senin (6/7/20).

Dalam acara yang dimoderatori artis cantik Maudy Koesnaedi itu juga hadir Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru, Kemdikbud, Ahmad Mahendra serta 27 pekerja seni pengisi suara Sandiwara Sastra.

Nadiem menambahkan, Sandiwara Sastra merupakan salah satu bentuk inovasi dalam program Belajar Dari Rumah (BDR) untuk siswa selama masa pandemi corona virus disease (covid-19). Alih wahana ke medium audio itu untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali karya-karya sastra Indonesia.

“Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa,” ucap Nadiem menegaskan.

Ditambahkan, karya sastra pada hakikatnya tercipta dari situasi dan pergulatan diri. Pengalaman, pengamatan serta pemaknaan situasi dan latar belakang sejarah dalam karya sastra, merupakan bentuk penguatan karakter.

“Lewat tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan. Seperti sekarang ini, pandemi memberi waktu bagi kita memahami makna dan belajar menjadi manusia kuat untuk menyosong masa depan,” tuturnya.

Selain itu, Nadiem juga menilai, Sandiwara Sastra tak hanya sebuah karya seni dan inovasi, tetapi jalan untuk mengangkat literasi. Karena jika orang tertarik secara audio atau video, proses selanjutnya adalah mencari buku untuk membandingnya dengan kisah aslinya.

Disebutkan, Sandiwara Sastra bisa didengar lewat Podcast audio @budayakita mulai 8 Juli 2020, pukul 17.00 WIB. Diperankan oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, sandiwara audio yang masing-masing berdurasi 30 menit itu juga disiarkan melalui RRI agar menjangkau masyarakat lebih luas.

Sepuluh karya sastra yang telah dialih wahanakan ke bentuk format audio, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk (novel) karya Ahmad Tohari, Helen dan Sukanta (novel) karya Pidi Baiq, Kemerdekaan (cerita pendek/cerpen) karya Putu Wijaya, Menunggu Herman (cerpen) karya Dee Lestari.

Selain itu masih ada Berita dari Kebayoran (cerpen) karya Promoedya Ananta Toer, Lalita (novel) karya Ayu Utami, Seribu Kunang-kunang di Manhattan (cerpen) karya Umar Kayam, Persekot (cerpen) karya Eka Kurniawan? Layar Terkembang (novel) karya Sutan Takdir Alihsjahbana dan Orang-orang Oetimu (novel) karya Felix K Nesi.

Hal senada dikemukakan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid. Katanya, Sandiwara Sastra memiliki misi untuk memantik minat masyarakat dalam mengenali budaya dan karakter manusia Indonesia.

“Kami juga ingin membangkitkan kembali minat masyarakat, terutama milenial untuk menulis agar tercipta karya sastra baru berkualitas. Karena itu, karya sastra dialih wahanakan ke format audio siniar dan siar,” ujar Hilmar.

Ditambahkan, Sandiwara Sastra adalah langkah untuk mendekatkan khazanah sastra kita kepada publik. Karena di masa lalu, sandiwara audio yang disiarkan lewat radio sangat populer.

“Sayangnya, saat media audio-visual muncul, sandiwara radio pudar popularitasnya. Tapi belakangan, media audio kembali bangkit setelah muncul Podcast,” katanya.

Hilmar berharap, Sandiwara Sastra bisa ikut mewarnai ruang media baru dan juga mengangkat kembali kejayaan sastra Indonesia.

Sandiwara Sastra tercipta hasil kolaborasi produksi antara Kemdikbud, Yayasan Titimangsa, dan KawanKawan Media. Alih wahana karya sastra diproduseri aktris film dan teater Happy Salma dan produser film Yulia Evina Bhara serta disutradarai Gunawan Maryanto.

Sandiwara Sastra dilengkapi tata musik dan suara yang akan membuat alih wahana karya sastra semakin bisa dipahami maknanya.

Aktor dan aktris yang terlibat dalam Sandiwara Sastra, antara lain Adinia Wirasti, Ario Bayu, Arswendy Bening Swara? Asmara Abigail, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, Chicco Jerikho, Christine Hakim, Eva Celia, Happy Salma, Iqbaal Ramadhan, Jefri Nichol dan Kevin Ardilova.

Selain itu masih ada Lukman Sardi, Lulu Tobing, Marsha Timothy, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Najwa Shihab, Nicholas Saputra, Nino Kayam, Oka Antara, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Rio Dewanto, Tara Basro, Vino G. Bastian dan Widi Mulia. (Tri Wahyuni)