JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyiapkan 6 bentuk dukungan untuk keberhasilan pelaksanaan Pusat Unggulan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Hal itu disampaikan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran Program Merdeka Belajar (MB) Episode 8: Pusat Unggulan SMK secara virtual, Rabu (17/3/2021).
Disebutkan, 6 dukungan itu adalah penguatan sumber daya manusia (SDM), mulai dari kepala sekolah, pengawas dan guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja.
Dukungan kedua adalah pembelajaran kompetensi siap kerja dan berkarakter. Hal itu ditempuh melalui pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ketiga, lanjut Nadiem, penguatan aspek praktik pada peserta didik dengan cara memberi bantuan dana hibah. Dana tersebut untuk kelengkapan praktik siswa dengan standar yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Dukungan keempat berupa manajemen sekolah berbasis data yang dilakukan melalui pendampingan. Termasuk perencanaan berdasarkan evaluasi data dan penggunaan platform digital.
“Kelima adalah pendampingan oleh perguruan tinggi. Keenam adalah sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk dukungan penyelenggaraan SMK yang berkelanjutan,” kata Mendikbud menandaskan.
Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda berharap Pusat Unggulan SMK menjadi penyempurnaan program revitalisasi pendidikan vokasi yang dicanangkan sebelumnya. “Semoga inisiatif dan inisiasi ini membuat lulusan SMK kita dapat terserap lebih baik lagi di dunia kerja,” ucapnya.
Pernyataan senada dikemukakan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Katanya, SMK berperan penting dalam penyediaan SDM industri nasional. “Kementerian Perindustrian akan fasilitasi penguatan link&match sektor pendidikan dan industri, sesuai amanat Presiden,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan dukungannya terhadap program Pusat Unggulan SMK. “Kita berharap Pusat Unggulan ini bisa menjadi jembatan untuk pencapai target SDM unggul Indonesia,” ujarnya.
Ketua Kadin Indonesia, Rosan Roeslani pada kesempatan yang sama menyatakan, pendidikan dan pelatihan tidak dapat dipisahkan kerena keduanya saling terkait dalam peningkatan produktivitas nasional.
“Karena itu, masalah ketenagakerjaan di Indonesia juga tak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan, terutama pendidikan vokasi. Penciptaan SDM Indonesia unggul tidak bisa dilakukan instan, tetapi melalui proses yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” kata Rosan menegaskan.
Ditambahkan, Kadin mengapresiasi upaya pemerintah yang mendorong vokasi untuk terus berkembang, antara lain lewat pemberian insentif perpajakan 200 persen bagi perusahaan yang mengikuti program vokasi bersama pemerintah.
“Kami dukung langkah Kemdikbud dalam meningkatkan SDM vokasi. Karena tenaga yang unggul, terampil dan kompeten dapat meningkatkan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi,” katanya. (Tri Wahyuni)