
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan mengirim sekitar 1000 guru sekolah menengah kejuruan (SMK) ke Singapura untuk belajar tentang IT (informasi dan teknologi). Rencana besar itu akan direaliasasikan mulai tahun ini.
“Penguasaan teknologi menjadi penting di era revolusi industri 4.0. Sekolah menengah kejuruan akan menjadi center point atas perubahan ini,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy usai pertemuannya dengan Menteri Pendidikan Singapura, Ong Ye Kung, di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Dipilihnya Singapura sebagai bagian dari program peningkatan kapasitas guru SMK, menurut Muhadjir, karena negara tersebut memiliki pusat pelatihan IT yang mumpuni. Selain itu, hubungan kerja sama pendidikan dengan Singapura telah dirintis lama.
“Kerja sama Indonesia dengan Singapura dalam bidang pendidikan sebenarnya bukan hal yang asing. Ini hanya melanjutkan kerja sama yang sudah ada,” ujarnya.
Mendikbud menambahkan, bentuk kerja sama lainnya berupa pertukaran pelajar lewat sejumlah kegiatan. Dengan demikian terbangun ikatan yang kuat di kalangan muda untuk mempromosikan budaya, masyarakat dan bahasa diantara dua negara.
Hal senada dikemukakan Kepala Biro Perencaraan dan Kerja Sama Luar Negeri, Kemdikbud, Suharti. Katanya, kerja sama dua negara semacam ini biasanya dilakukan berlaku selama 3-5 tahun. Kerja sama kembali diperpanjang jika kedua pihak menilai program tersebut bermanfaat.
“Kerja sama tak hanya berbentuk pertukaran guru dan murid atau pelatihan, tetapi juga dalam bidang budaya dan bahasa, pendidikan anak usia dini, serta pendidikan menengah. Kali ini kerja sama fokus pada peningkatan kapasitas guru SMK,” ucap Suharti menandaskan. (Tri Wahyuni)