
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) berbagi kisah inspiratif oleh guru peserta Program Organisasi Penggerak (POP). Hal itu bisa dilihat dalam seri webinar bertajuk ‘Sapa Guru dan Tenaga Kependidikan III’ yang ditayangkan melalui kanal Youtube Kemdikbud RI.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (22/4/22) menegaskan, POP sejak awal digagas sebagai gerakan gotong-royong pendidikan.
“POP merupakan budaya dan semangat kolaborasi Merdeka Belajar antara pemerintah dan ormas yang dilakukan secara masif melalui berbagai pelatihan dan pendampingan bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Diharapkan terjadi peningkatan kualitas peserta didik.
Salah satu kisah inspiratif disampaikan Kepala SD Negeri 06 Tanjung Gunung, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Mulyadi. Katanya, dampak positif dirasakannya selama mengikuti program POP dari Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat.
Disebutkan, tiga perubahan dasar yang dirasakan. Pertama, jadi semangat dalam menulis dan menerbitkan buku. Kedua, termotivasi untuk meningkatkan kompetensi diri, terutama dalam menulis. Ketiga, bersemangat dalam berkarya dan memberi inspirasi bagi keluarga, guru dan peserta didik.
Mulyadi mengemukakan, dirinya ikut POP 2021 dengan tema yang sangat menarik, yaitu wisata Literasi Guru. Awalnya, ia mengira peserta akan mendapat bahan ajar seputar literasi wisata untuk menambah wawasan, tapi ternyata diajak berjalan-jalan secara virtual.
“Kegiatan POP juga berdampak pada peserta didik di sekolah. Mereka berlomba mendesain pojok baca yang ada dalam kelas. Sekolan lebih nyaman dalam memunculkan semangat peserta didik dalam membaca,” katanya.
Kisah inspiratif lainnya disampaikan Flora Elisabeth Luwunaung, guru SD YPPK Bunda Maria Pikhe, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Elisabeth yang ikut program dari Wahana Visi Indonesia mengungkapkan, dirinya menjadi termotivasi untuk menjadi guru yang lebih baik.
“Kegiatan literasi yang diberikan Wahana Visi Indonesia menjawab permasalahan yang saya hadapi sebagai guru kelas,” ucap Elisabeth.
Dari POP, Elisabeth menyadari pentingnya penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran. “Kebanyakan guru bukan berasal dari Kabupaten Jayawijaya, sehingga kami kesulitan berkomunikasi. Dibantu tutor sebaya, banyak kemajuan dialami peserta didik dalam kemampuan membaca,” katanya.
Selain perubahan dalam dirinya sebagai guru, Elisabeth merasa suasana sekolah pun berubah setelah ia mengaplikasikan ilmu dari POP lewat kehadiran pojok baca dalam kelas. Biasanya peserta didik langsunh bermain begitu sampai sekolah, tetapi kini langsung ke pojok baca.
“Kehadiran pojok baca memotivasi anak untuk membaca. Sayangnya koleksi buku kami terbatas, jadi anak mulai mengeluh soal tidak ada buku bacaan baru,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat, Fakhrul Arrazi, yang merupakan salah satu ormas POP memberi pesan kepada guru peserta POP. Katanya, butuh keberanian untuk maju dan mendobrak hal-hal yang bersifat positif. Selain juga keikhlasan dalam berkarya serta mengabdi sebagai guru.
“Untuk membuat perubahan dibutuhkan dukungan semua elemen agar peserta didik siap untuk menjadi yang terdepan,” ucapnya.
Sementara itu, Nasional Program Manager POP Wahana Visi Indonesia, Hotmianida Panjaitan mengungkapkan, guru dan tenaga pendidik harus bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan berkualitas di daerahnya masing-masing.
“Tantangan pasti selalu ada, tapi biarkan semua itu menjadi batu asah untuk menajamkan dan menolong kita untuk terus berkreasi,” tuturnya.
Sebagai informasi, POP merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar yang diluncurkan Kemdikbudristek pada 2020 lalu. Program iti sendiri untuk mewujudkan visi pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta.
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK, Kemdikbudristek, Praptono menuturkan POP adalah program pemberdayaan masyarakat secara masif melalui dukungan pemerintah untuk peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah.
Program dijalankan melalui model-model pelatihan yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan POP fokus pada kompetensi bidang literasi, numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. Dalam pelaksanaannya, POP melibatkan sejumlah ormas bidang pendidikan, terutama mereka yang sudah memiliki rekam jejak baik dalam implementasi program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
“Fokus kami adalah peningkatan kompetensi fundamental peserta didikn yaitu literasi, numerasi dan penguatan karakter. Program itu akan berdampak pada guru bagaimana cara mengatasi masalah, mengelola satuan pendidikan, cara pengawas satuan pendidikan yang lebih gotong-royong,” kata Praptono menandaskan. (Tri Wahyuni)