
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kemdikbudristek meluncurkan Innovation Fund, pendanaan inovasi terbaru untuk Kedaireka.
“Program ini menawarkan pendanaan 100 persen dari industri, dengan seleksi singkat dan administrasi yang ringkas,” kata Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Diktiristek), Nizam di Jakarta, Selasa (6/6/23).
Dijelaskan, program Innovation Fund merupakan bentuk pengembangan dari kolaborasi kampus dengan dunia industri. Mitra industri diberi ruang untuk ikut andil dalam pelaksanaan riset di perguruan tinggi.
“Ikut andil itu berupa dana bantuan untuk mendukung inovasi baru yang dikembangkan perguruan tinggi yang relevansi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” tuturnya.
Karena itu, Nizam mengajak mitra industri dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam program Innovation Fund, guna mendukung kemajuan industri yang menjadi lebih sustainable.
“Kolaborasi ini akan berdampak di bidang industri. Karena itu, kita dorong dunia usaha dan dunia industri untuk berinvestasi di riset dan pengembangan yang dibuat perguruan tinggi,” ujarnya.
Menurut Nizam, innovation Fund dapat menjadi platform bagi kemajuan indonesia melalui riset dan pengembangan.
Senior Manager Unilever Achmad Aditya memberi tanggapan terkait peluang dan dampak atas program Kedaireka menggunakan ‘kacamata’ industri global. Ia memberi apresiasi atas diluncurkannya Innovation Fund.
“Dalam tiga tahun terakhir ini, terlihat dampak dari program inovasi dan kerja sama antara kampus dan DUDI yang dirasakan dunia industri. Hal itu menjadikan Kedaireka sebagai program unggulan yang diminati dunia industri dengan skala global.
“Perusahaan seperti Unilever yang selalu bermitra dengan perusahaan global, yang kadang punya teknologi sangat canggih sehingga sulit diterapkan di lokal,” katanya.
Lewat ekosistem Kedaireka, lanjut Achmad Aditya, pihaknya menemukan kampus yang mampu mengembangkan teknologi dengab ‘local context’ seperti yang dibutuhkan.
Aditya mengajak para dosen di seluruh Infonesia untuk mencari peluang dalam program ini. Agar hasil inovasi berdampak dan bisa dikembangkan industri. Selain peluang mendapat Innovation Fund 100 persen dari industri beserta pertanggungjawaban administratifnya.
Ketua PMO Kedaireka, Mahir Bayasut menjelaskan, keuntungan innovator dalam program Innovation Fund, yang mempertemukan para dosen dengan dunia usaha atau dunia industri.
“Keuntungan bagi dosen dari program Innovation Fund, secara administrasi dan seleksi jadi lebih ringkas. Karena pendanaan 100 persen dari industri (DUDI), maka
mekanismenya berbeda,” ujarnya.
Sedangkan keuntungan bagi industri, disebutkan, mereka akan menjadi ‘cost efficient’. Karena tidak perlu memulai dari nol, tetapi langsung membiayai.
“Kami memberi jaminan kepada industri agar mereka mendapat expertise sesuai rekam jejak,” ucap Mahir menegaskan. (Tri Wahyuni)