Kemdikbudristek Siap Fasilitasi 25 FK dan RSPTN jadi RS Rujukan Covid-19

0

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) memfasilitasi lebih dari 25 Fakultas Kedokteran (FK) dan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) untuk jadi RS rujukan dan laboratorium uji covid-19.

“Fasilitasi itu dilakukan melalui hibah lebih dari 20 paket pengadaan alat pelindung diri (APD), alat tes polymerase chain reaction (PCR) serta alat deteksi covid-19 lainnya,” kata Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemdikbudristek, Nizam dalam keterangan pers, Sabtu (17/7/21).

Ditjen Dikti mendukung pengembangan dan inovasi produk untuk penanganan dan pengendalian covid-19. Bahkan ikut menggerakkan dosen dan mahasiswa sebagai relawan untuk membantu penanganan covid-19 sejak awal pandemi masuk ke Indonesia.

Nizam menyatakan, keterlibatan relawan merupakan bagian dari upaya gotong royong dan gerakan masyarakat secara sukarela untuk mencegah penyebaran covid-19. Para relawan tidak langsung menangani pasien, tetapi membantu program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.

“Mereka juga menyiapkan diri sebagai tenaga bantuan dalam kondisi darurat sesuai kompetensi dan kewenangannya. Semangat itu menjadi nilai dasar dalam implementasi program relawan yang menjadi bagian dari transformasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ucapnya.

Ditambahkan, sejak Maret 2020, pelibatan lebih dari 10 ribu mahasiswa kesehatan dalam penanganan covid-19 di tingkat nasional telah digerakkan melalui Program Relawan Covid-19 Nasional (RECON) hasil kerja sama Ditjen Dikti, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Indonesia (ISMKI), dan Asosisasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).

“Kerja sama itu memberi tele-KIE dan pendampingan kepada masyarakat yang didampingi para dosen atau case manager,” tuturnya.

Khusus untuk mahasiswa kedokteran, Nizam menambahkan, lebih dari 2 ribu mahasiswa co-as telah mengabdikan tenaganya melalui RECON. Lebih dari 10 ribu mahasiswa kedokteran dan kesehatan juga terlibat aktif dalam program nasional Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Covid-19 yang diselenggarakan Ditjen Dikti bekerja sama Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), BNPB dan ISMKI.

Para mahasiswa kedokteran dan kesehatan itu juga melakukan gerakan edukasi perubahan perilaku bagi masyarakat, yang disinergikan dengan program kampus siaga dan kampung siaga di tiap wilayah.

Sejak Maret 2021, gerakan RECON dilanjutkan menjadi ‘Kampus Lacak Covid-19′, dimana lebih dari 1.000 mahasiswa kedokteran dan mahasiswa kesehatan berperan sebagai contact tracer covid-19’ untuk membantu fasilitas layanan kesehatan di wilayah, yang sesuai prosedur dari Kementerian Kesehatan.

Terkait program pelibatan tersebut, Nizam menjelaskan, pelibatan mahasiswa kesehatan saat ini difokuskan untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi di setiap wilayah, sesuai kompetensi dan kewenangannya. Dalam menggerakkan relawan mahasiswa, Kemdikbudristek menjamin kesehatan dan keselamatan para relawan, serta memberi pengakuan kredit untuk proses pembelajarannya.

“Kami sangat berhati-hati dalam menggerakkan mahasiswa. Karena, sangat tidak bertanggung jawab menerjunkan seorang yang belum kompeten untuk menangani pasien. Selain melanggar Undang-Undang, hal itu juga membahayakan diri atau pasien,” ujar Nizam.

Ditambahkan, izin dari orang tua juga menjadi pertimbangan Kemdikbudristek untuk menggerakkan relawan mahasiswa dalam membantu penanganan covid-19. (Tri Wahyuni)