Suara Karya

Kemendikbud Beri Bantuan Perangkat TIK ke Sekolah Wilayah 3T

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberi bantuan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke sejumlah sekolah di wilayah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Diharapkan siswa di sekolah tersebut menikmati pembelajaran lewat internet.

“Sekolah yang dapat bantuan prioritas untuk wilayah yang sudah tersedia jaringan internet. Jadi tinggal dikoneksi saja,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy dalam acara Bimbingan Teknis dan Penyerahan Bantuan TIK Bagi Sekolah Daerah 3T, di Jakarta, Jumat (21/9).

Disebutkan, 10 wilayah yang dapat bantuan yaitu Jakarta, Medan, Mataram, Kupang, Pontianak, Makassar, Ambon, Ternate, Manokwari dan Jayapura. Bantuan tahun ini diberikan untuk 82 sekolah dari 518 sekolah sasaran.

“Sekolah yang dipilih harus sudah ada jaringan internet di daerahnya, agar perangkat TIK bisa langsung dimanfaatkan. Jadi, tidak asal kasih,” ujar Muhadjir.

Sekolah tersebut, lanjut Muhadjir, sebelumnya juga menerima bantuan koneksi internet lewat program Universal Service Obligation (USO). Program tersebut digagas bersama Kemdikbud dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Pemerintah menargetkan ada 4 ribu sekolah sudah terkoneksi dengan internet pada 2019,” kata Muhadjir seraya menyebut jumlah sekolah yang dapat bantuan perangkat TIK selama 2015-2018 secara keseluruhan sebanyak 1.472 sekolah.

Mendikbud berharap perangkat TIK dapat dimanfaatkan tak hanya oleh siswa, tetapi juga guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensinya. Karena sebagai guru, mereka tak boleh berhenti belajar.

“Apalagi di era digital saat ini, sumber belajar bisa diperoleh dengan mudah lewat internet. Karena guru tak boleh kalah dari murid. Guru harus selangkah lebih maju,” ucap Muhadjir.

Hal senada dikemukakan Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Didik Suhardi. Bantuan perangkat TIK diberikan agar terjadi pemerataan pendidikan hingga ke daerah 3 T. Dengan demikian, siswa di sekolah di wilayah 3T dapat mengejar ketertinggalannya.

“Nantinya sekolah baik di kota, di desa maupun di pelosok memiliki kualitas yang sama. Karena sumber pembelajaran bisa diakses lewat internet,” ucap Didik menandaskan.

Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk bimbingan teknis seputar perangkat TIK yang diberikan. Diharapkan guru perwakilan masing-masing sekolah bisa menerapkan pembelajaran berbasis TIK secara optimal di sekolah masing-masing. (Tri Wahyuni)

Related posts