
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong universitas yang memiliki program studi kesehatan, untuk meningkatkan mutu dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes, dr. Kuwat Sri Hudoyo mengatakan SDM yang mempunyai keahlian medis asal Indonesia memiliki peluang besar bekerja di luar negeri.
Menurut Kuwat, pendayagunaan SDM kesehatan ke luar negeri, karena saat ini kan banyak negara luar membutuhkan tenaga kesehatan.
“Sangat penting untuk meningkatkan kualitas tenaga medis guna menghadapi persaingan internasional,” kata Kuwat, saat menjadi pembicara di Universitas Binawan, Jakarta Timur, Jumat (23/8/2019).
Dikatakannya, jumlah tenaga medis asal Indonesia yang dikirim ke luar negeri dalam pertahunnya masih terbilang minim, yakni 114 ribu orang. Itu pun juga hanya sebatas jenis-jenis tenaga tertentu saja.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Director Universitas Binawan Dra. Rustika Thamrin mengatakan pihaknya telah meningkatkan kurikulum perkuliahan.
Pihaknya telah membuat program magang bagi mahasiswa Universitas Binawan di luar negeri, guna memupuk pengalaman dan keahlian mahasiswa.
“Tentunya pengalaman magang sangat berbeda dengan program yang hahya berkuliah biasa, tetapi pengalaman kerja di luar negeri akan membuat cv-nya lebih menarik,” kata Rustika.
Sebagai langkah awal, Universitas Binawan telah bekerja sama dengan sejumlah Universitas di Los Angles dan Amerika.
Rustika menyebut cara lain meningkatkan mutu mahasiswa lulusan Universitas Binawan dengan menggunakan bahasa Inggris selama di kampus.
“Di sini baik dosen atau mahasiswa itu kita latih betul bahasa inggris. Ini merupakan percepatan peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa yang internasional,” ujarnya
Dia berharap, penggunaan bahasa Inggris selama di kampus diharap mampu memuluskan kiprah mahasiswa lulusan Universitas Binawan bekerja di luar negeri.
Untuk diketahui, tahun lalu Universitas Binawan mengirim 200 lulusannya sampai bisa diterima bekerja di Australia yang sudah mampu membeli hunian dari gaji mereka. (Andara Yuni)