Kemenko PMK Bahas Masa Depan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN Pasca 2025

0

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Sekretariat ASEAN menggelar pertemuan ke-6 Kelompok Kerja ASEAN tentang Budaya Pencegahan (The Sixth Meeting of the Working Group on Culture of Prevention/WG CoP).

Selain Sidang Koordinasi Pilar Sosial-Budaya ASEAN ke-19 (The Nineteenth Coordinating Conference on Socio Cultural Community/SOC-COM) secara virtual, Kamis (10/8/23).

Staf Khusus Menko PMK Bidang Kerja Sama Internasional, Joko Kusnanto Anggoro memimpin dua pertemuan tersebut selaku Senior Officials Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) Chair 2023.

Pertemuan WG COP Ke-6 dan SOC-COM ke-19 melibatkan Pejabat Tinggi Pilar Sosial-Budaya (SOCA Leader) dari seluruh negara Anggota ASEAN, Ketua Badan-Badan Sektoral Pilar Sosial Budaya, perwakilan Pilar Politik-Keamanan dan Pilar Ekonomi, serta entitas ASEAN lainnya.

Pertemuan WG COP ke-6 mendiskusikan perkembangan pemajuan budaya pencegahan di ASEAN. Sejak diresmikannya ASEAN Declaration on Culture of Prevention pada 2017, Indonesia terus mendorong implementasi Budaya Pencegahan ASEAN melalui berbagai program dan kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Salah satunya ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) yang digelar setiap tahun oleh Indonesia sejak 2017. Kegiatan itu untuk meningkatkan nilai-nilai toleransi di antara kelompok pemuda ASEAN.

Tahun ini, AYIC akan kembali diselenggarakan pada 22-26 September 2023 di Bali.

Indonesia juga telah menyelenggarakan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference pada 7-8 Agustus 2023 sebagai rangkaian kegiatan keketuaan Indonesia yang ditujukan untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat harmoni kawasan (ASEAN as an Epicentrum of Harmony).

Dalam pertemuan WG CoP, Joko Kusnanto Anggoro menyampaikan arahan strategis untuk meningkatkan kemitraan dengan negara-negara Mitra Wicara ASEAN dalam menciptakan program dan kajian yang dapat mendukung implementasi Budaya Pencegahan ASEAN.

“Pendekatan preventif relevan di seluruh pilar. Untuk itu, kolaborasi lintas pilar sangat penting guna mengakselerasi pencapaian implementasi Deklarasi Budaya Pencegahan ASEAN,” tutur Kusnanto.

Setelah WG CoP ke-6, rangkaian pertemuan dilanjutkan dengan Sidang Koordinasi Pilar Sosial-Budaya ASEAN ke-19 (SOC-COM). Pertemuan membahas isu lintas pilar dan penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025.

Pertemuan mendiskusikan lebih detail tentang kerangka institusional, keterlibatan pemangku kepentingan, dan upaya membangun kemitraan dalam rangka penyusunan Visi Pilar Sosial Budaya ASEAN 2045.

“Kami ingin menekankan koordinasi multisektor menjadi penting dalam proses pengembangan Visi ASEAN Pasca-2025,” katanya.

Kerjasama yang erat antara Pilar Sosial-Budaya (ASCC), Ekonomi (AEC), dan Politik Keamanan (APSC) menjadi sangat krusial untuk memastikan koherensi dan keselarasan visi di ketiga pilar tersebut,” jelas Kusnanto.

Hal serupa juga disampaikan Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN tentang pentingnya dukungan dan keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan yang muncul serta memanfaatkan peluang regional dan global hingga tercapainya Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN yang kuat dan dinamis.

Pada Sidang SOC-COM ke-19, Joko Kusnanto Anggoro menyampaikan perkembangan deliverables keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 ini, khususnya bidang sosial budaya seperti isu pendidikan anak usia dini, ketangguhan bencana, gender dan keluarga, serta pemberdayaan kelompok disabilitas.

Deliverables tersebut nantinya akan diserahkan pada Pertemuan Dewan Menteri ASCC ke-30 yang akan dipimpin Menko PMK, untuk mendapat persetujuan para Menteri ASCC, dan disahkan oleh para kepala negara di KTT ASEAN ke-43.

Pada KTT ASEAN ke-42 yang dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, perwakilan dari Timor-Leste turut hadir dalam Pertemuan WG COP ke-6 dan SOC-COM ke-19 dengan status pengamat (observer).

Timor-Leste secara prinsip telah disepakati menjadi anggota ASEAN ke-11 pada KTT ASEAN ke-40 dan 41 di Phnom Penh, Kamboja, November 2022. (Tri Wahyuni)