
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) danai kegiatan dalam Prioritas Riset Nasional (PRN). Dana yang dikucurkan mencapai Rp242 miliar.
“PRN tak hanya berlandas pada topik riset yang berorientasi pasar, tetapi juga riset fundamental untuk meningkatkan kompetensi bangsa di masa depan,” kata Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro dalam acara serah terima dana PRN di Jakarta, Jumat (17/7/20).
Bambang menjelaskan, PRN menjadi penting karena berisi berbagai instrumen kebijakan untuk mensinergikan kegiatan riset dan pengembangan oleh kementerian/lembaga. Dengan demikian, alokasi sumber daya mulai dari sumber daya manusia, sarana prasarana dan pendanaan, bisa dikelola secara efektif dan efisien.
“Dana Rp242 miliar dipergunakan untuk membiayai 305 proposal penelitian yang terpilih. Pendanaan PRN awalnya dari anggaran Kemenristek/BRIN. Karena pandemi corona virus disease (covid-19), dananya harus dipotong cukup besar. Kini dananya diambil dari LPDP ,” ujarnya.
Direktur Utama LPDP.Kementerian Keuangan, Rionald Silaban menyatakan dukungan atas terselenggaranya Prioritas Riset Nasional sebagai langkah nyata riset yang terintegrasi secara nasional. Pelaksanaan PRN 2020 kini dikawal Kemenristek/BRIN dengan pendanaan dari LPDP.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN yang juga Ketua Pelaksana Tim Manajemen PRN, Prakoso memberi apresiasi terhadap LPDP Kementerian Keuangan melalui skema Riset Inovatif Produktif (Rispro) Mandatori.
“Keseluruhan kegiatan dikerjakan secara sinergi oleh 46 lembaga, yang terdiri dari Lembaga Litbang Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Non Pemerintah,” katanya.
Ditambahkan, dari 305 judul proposal itu dibagi lagi dalam WBS ( Work Breakdown Structure) yang nantinya menghasilkan 45 produk inovasi.
Disebutkan, PRN 2020 terdiri dari 9 fokus riset, yakni : pangan, energi, kesehatan obat, transportasi, produk rekayasa keteknikan, hankam, kemaritiman, soshum (seni budaya dan pendidikan) dan lainnya (multi disiplin, bencana, stunting, iklim).
Hadir dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN, Muhammad Dimyati; Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kemenristek/BRIN, Hotmatua Daulay dan Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso. (Tri Wahyuni)