Kementerian PANRB akan Beri Apresiasi bagi Inovator Penanganan Covid-19

0
Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa. (suarakarya.co.id/ist)

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) memberi apresiasi kepada para inovator yang sukses dalam penanggulangan corona virus disease (covid-19). Karena, ternyata banyak inovasi pelayanan publik tercipta ditengah masa pandemi.

Hal itu dikemukakan Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa dalam siaran pers, Jumat (8/5/20).

Diah mencontohkan aplikasi yang dikembangkan pemerintah daerah bernama Fight Covid-19 pada 9 Maret 2020. Aplikasi itu memanfaatkan Google Map menggunakan skema 3T yakni penelusuran (tracking), uji sampel (testing) dan pengobatan (treatment) dalam melawan covid-19.

“Skema itu diterapkan terhadap orang dengan status pengawasan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Orang dengan status itu dapat ditelusuri (tracking) keberadaannya hingga kontak dengan siapa saja,” tuturnya.

Ditambahkan, aplikasi akan memantau siapa saja yang telah melakukan ‘rapid test’ dan ‘swab test’ lengkap dengan pergerakan hariannya. Pemantauan dilakukan secara terpadu oleh Gugus Tugas Covid-19 di daerah tersebut, lewat ‘dashboard’ yang dipantau kepala daerah.

“Inovasi semacam ini dibutuhkan di masa depan jika Indonesia mengalami keadaan yang sama. Inovasi tidak harus berbasis teknologi informasi, tetapi bisa juga terkait rasa kemanusiaan dalam penanganan pandemi,” katanya.

Rencana pemberian apresiasi itu dilakukan Kementerian PANRB bekerja sama Deutsche Gesellschaft Internationale Zusammenarbe (GIZ) dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). OECD saat ini tengah menghimpun berbagai inovasi pelayanan publik terkait penanganan Covid-19.

“Proses inventarisasi inovasi sudah dilakukan GIZ yang bersumber dari berbagai instansi pemerintah, swasta, ataupun inisiatif masyarakat,” tutur Diah.

Redhi Setiadi, salah satu perwakilan GIZ-Transformasi Indonesia mengatakan, saat ini sudah ada lebih dari 140 inovasi pelayanan publik terkait penanganan covid-19 dari berbagai instansi maupun masyarakat.

“Adanya keterbatasan mobilisasi untuk melakukan verifikasi di lapangan, maka Tim Sekretariat akan melakukan verifikasi melalui media bereputasi,” ujar Redhi.

Kegiatan tersebut disambut baik Menteri PANRB Tjahjo Kumolo. Ia minta setelah dasar hukum atas kegiatan apresiasi itu ditetapkan, perlu dibuat poster yang disebar secara masif melalui media sosial untuk menjaring para inovator.

Konsultan GIZ, Kate Walton, menjelaskan, inovasi yang dikumpulkan harus menyertakan nama inovator, asal instansi atau kelompok masyarakat, fokus inovasi, serta ringkasannya.

“Apresiasi atas inovasi pelayanan publik penanganan covid-19 akan dibagi dalam 3 kategori, yaitu respon cepat tanggap, pengetahuan publik, dan ketangguhan massal,” katanya.

Inventarisasi inovasi dilakukan melalui Jaringan Inovasi Pelayanan Publik Nasional (JIPP-Nas). Aplikasi akan memuat fitur respon covid-19, yang bisa digunakan untuk mendaftarkan inovasi oleh instansi pemerintah, swasta, maupun masyarakat. “Kita ajak semua instansi, baik pemerintah dan non pemerintah untuk submit inovasi yang mereka jalankan,” ucapnya. (Tri Wahyuni)