JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Kesehatan dan Pengurus Pusat Muhammadiyah menjalin kerja sama di bidang kesehatan. Kerja sama dilakukan dengan penandatanganan MoU pada Selasa (3/1) di gedung PP Muhammadiyah Jakarta.
Penandatanganan dilakukan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Ketua Umum Persyarikatan Muhammadiyah KH Haedar Nashir.
Kerja sama kesehatan itu mencakup hal-hal yang mendukung dengan transformasi sistem kesehatan di Indonesia.
Menkes Budi menyebut 6 pilar transformasi, sebagian diantaranya terkait transformasi pelayanan primer (posyandu, puskesmas dan klinik).
Muhammadiyah saat ini memiliki 300 unit organisasi Aisyiyah yang tersebar di Indonesia. Diharapkan, hal itu dapat membantu transformasi layanan primer dengan mendidik masyarakat untuk menjaga kesehatan.
“Saya lihat yang paling pas untuk mendidik masyarakat adalah ibu-ibu di tingkat rumah tangga,” ujar Menkes.
Terkait transformasi Layanan Rujukan, Rumah Sakit Muhammadiyah memiliki 120 unit rumah sakit. Hal itu bisa menjalin kerja sama dalam memberi akses pelayanan kesehatan di seluruh daerah.
Terkait transformasi Ketahanan Kesehatan, Muhammadiyah memiliki Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk membantu menangani bencana di Indonesia.
Muhammadiyah juga memiliki 173 perguruan tinggi dan 12 fakultas kedokteran. Saat dalam proses pengintegrasian rumah sakit dan universitas dalam satu atap. Hal itu akan memudahkan dalam transformasi SDM Kesehatan.
“Muhammadiyah lengkap, ada rumah sakit, ada perguruan tinggi. Ini bisa dikerjasamakan supaya kita bisa mensejajarkan posisi Indonesia di masa depan di industri kesehatan,” ucap Menkes.
Ketua Umum Persyarikatan Muhammadiyah KH Haedar Nashir mengatakan, beberapa poin dalam kerja sama. Pertama, peningkatan kerja sama untuk pengembangan rumah sakit milik Muhammadiyah yang akan siap dengan proses transformasi.
Muhammadiyah ikut memperkuat basis kesehatan masyarakat di mana organisasi tetsebut punya ekosistem yang mencukupi baik dari segi organisasinya maupun dari sumber daya manusia.
“Ada juga kerja sama yang bersifat program yang nanti akan dikembangkan baik melalui Muhammadiyah atau Aisyiyah dan berbagai institusi yang ada di lembaga Muhammadiyah,” kata Haedar.
Dikatakan Haedar, kerja sama ini harus terus ada tindak lanjutnya. PP Muhammadiyah siap dengan langkah transformasi.
Melalui transformasi itu, Muhammadiyah akan mengintegrasikan lembaga pendidikan dengan lembaga kesehatan, bahkan juga dengan sosial yang menjadi satu rumpun besar dan akan diperkuat lagi dengan usaha ekonomi.
“Transformasi yang kita bangun itu dasarnya satu adalah penguatan dan juga perubahan atau reformasi sistem. Alhamdulillah Muhammadiyah ini mungkin satu-satunya ormas keagamaan yang sejak awal membangun sistem kesehatan,” ungkap Haedar. (Tri Wahyuni)