JAKARTA (Suara Karya): Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemkes) Wiendra Waworuntu menegaskan, virus novel corona tidak menular lewat makanan. Virus tersebut akan mati, jika makanan dimasak dengan suhu diatas 70 derajat celcius.
“Semoga rencana pemerintah menghentikan sementara impor produk makanan dari China tak jadi dilakukan. Bagaimana pun juga perekonomi China harus tetap hidup,” kata Wiendra dalam keterangan pers, di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Ia dalam kesempatan itu didampingi Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat (BKPM) Kemkes, Widyawati. Sementara Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemkes, Anung Sugihantono memberi penjelasan lewat smartphone karena sedang berada di Natuna, Riau.
Wiendra mengakui bahwa kasus virus novel corona di China terbilang cukup berat, karena virus tersebut sudah menjangkiti sekitar 18 ribu orang di 23 negara. Namun, ia berharap masyarakat di Indonesia menjadi panik dan bertindak berlebihan.
“Dari sisi kesehatan, virus tersebut menular lewat droplet air liur. Karena itu pentingnya menggunakan maskes penutup hidung dan rajin mencuci tangan agar virus yang menempel di tangan tidak terhirup lewat hidung. Dan hanya konsumsi makanan yang dimasak matang,” ujarnya.
Kondisi ini, lanjut Wiendra, mirip dengan wabah flu burung seri H5N1 yang pernah menghebohkan Indonesia pada 2011. Kejadian itu seharusnya bisa menjadi dasar pijakan bagi pemerintah dalam penanganan kasus tersebut. Begitupun dengan masyarakatnya.
“Waktu itu kan ribut-ribut juga. Kami ingatkan pada masyarakat untuk khawatir konsumsi unggas asalkan dimasak diatas 100 derajat,” ujarnya.
Anung melaporkan kondisi 238 warga negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari China pada Minggu (2/2) berada dalam kondisi sehat. Mereka memiliki sejumlah kegiatan yang harus dilakukan dalam mengisi waktu selama di karantina di Natuna, Riau.
“Masyarakat di Natuna tak perlu takut, WNI yang dipulangkan dari Wuhan itu sudah dilakukan screening kesehatan. Mereka dalam keadaan sehat. Setelah itu mereka juga harus menjalani masa karantina hingga masa inkubasi virus selesai. Baru boleh pulang ke rumah masing-masing,” katanya. (Tri Wahyuni)