Suara Karya

Kemristekdikti Gelar Start-Up Summit di JI-Expo Kemayoran

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) akan menggelar Indonesia Start-Up Summit di Jakarta Internasional (JI) Expo Kemayoran pada 10 April mendatang. Ratusan produk buatan start-up (perusahaan pemula berbasis teknologi/PPBT) juga akan dipamerkan dalam acara tersebut.

“Produk yang dipamerkan adalah karya ratusan start-up binaan kami dalam 4 tahun terakhir ini,” kata Menristekdikti, Mohamad Nasir dalam penjelasannya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (5/4/2019) petang.

Nasir dalam kesempatan itu didampingi Direktur PPBT, Kemristekdikti, Retno Sumekar dan Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik, Kemristekdikti, Nada DS Marsudi.

Dijelaskan, start-up binaan Kemristekdikti ada sebanyak 1.307 perusahaan. Dari jumlah itu, tercatat ada 749 start-up telah dapat pembinaan dan 558 start-up masih berstatus calon start-up. Perusahaan pemula itu kebanyakan berasal dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian non kementerian (LPNK).

“Salah satu syarat menjadi mitra binaan, start-up harus punya prototipe produk, tak sekadar ide-ide. Produk juga dibuat dengan memanfaatkan teknologi dan berdaya jual,” ujarnya.

Ditambahkan, produk start-up yang dipamerkan tak hanya fokus pada bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga pangan, kesehatan, obat-obatan, pertahanan dan keamanan, energi, transportasi sesuai dengan bidang prioritas dalam Rencana Induk Riset Nasional (RIRN).

Menristekdikti mengakui, pendanaan untuk start-up yang masuk dalam Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) belum merata dari seluruh Indonesia. Karena itu, mulai tahun ini bimbingan akan diperluas hingga luar Jawa demi kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Start-up yang dibantu tak hanya dari Pulau Jawa, tetapi seluruh Indonesia. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar pembangunan menyebar ke seluruh Indonesia. Kita harus bisa membuat “Indonesiasentris”, bukan “Jawasentris”,” kata Nasir menandaskan.

Direktur PPBT Retno Sumekar mengatakan, program IBT saat ini telah melahirkan 32 start-up yang matang dengan peningkatan omzet rata-rata lebih dari 426 persen atau minimal Rp500 juta. “Start-up dengan nilai omzet tertinggi adalah produk Satpam Pintar. Omzetnya mencapai Rp7 miliar,” ujarnya.

Perusahaan pemula lainnya yang dinilai berhasil adalah Kapal Pelat Datar dengan omzet mencapai Rp6,5 miliar. Selain juga ada produk material kabel listrik untuk voltage tinggi dan sedang (isolated ground shield wire) beromzet Rp5 miliar.

“Kunci dari program IBT ini adalah bimbingan hasil riset dan inovasi agar sesuai dengan industri dan masyarakat, tak sekadar pendanaan. Produk dibuat untuk kebutuhan pasar, tak asal membuat produk,” katanya menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts