Suara Karya

Kemristekdikti Umumkan 15 Penerima SINTA Award 2019

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mengumumkan penerima penghargaan SINTA (Science and Technology Index) Award 2019. Penghargaan itu diharapkan memotivasi peneliti untuk lebih banyak menghasilkan publikasi internasional.

“Dan yang tak kalah penting, secara perlahan menghilangkan ketergantungan penggunaan sistem pengindeks publikasi dari luar negeri,” kata Menristekdikti, Mohamad Nasir di Jakarta, Jumat (13/9/2019) malam.

Dijelaskan, publikasi Ilmiah Indonesia saat ini bergerak secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, hingga mencapai puncaknya di pertengahan 2019. Indonesia berhasil mencapai puncak jumlah publikasi tertinggi di negara ASEAN pada 2019.

“Ini membuktikan kami serius dalam memperbaiki iklim riset Indonesia,” kata Nasir menegaskan.

Menristekdikti menambahkan, salah satu tantangan yang ada saat ini adalah belum berimbangnya jumlah mahasiswa dan dosen dengan jumlah publikasi yang dihasilkan. Selain juga kurang dikenalnya peneliti Indonesia di tingkat internasional.

“Kami berharap SINTA dapat memotivasi peneliti untuk lebih giat menghasilkan publikasi dan perlahan menghilangkan ketergantungan penggunaan sistem pengindeks publikasi dari luar negeri,” ujarnya.

Ditambahkan, World Class University (WCU) menempatkan publikasi ilmiah sebagai salah satu indikator dalam melakukan pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia. Hingga 9 September 2019, publikasi ilmiah Indonesia di tingkat ASEAN pada 2018 yang diterbitkan jurnal Scopus sebanyak 34.007 dokumen.

“Dengan demikian, Indonesia menduduki posisi pertama diikuti Malaysia dengan 33.286 dokumen. Padahal pada awal 2019, Indonesia berada di peringkat kedua sebanyak 19.916 dokumen, dikalahkan Malaysia dengan 20.993 dokumen. Masih ada waktu untuk segera terus berkompetisi baik di ASEAN dan tingkat global,” tuturnya.

Hal senada dikemukakan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemristekdikti, Muhammad Dimyati. Dalam kurun satu tahun SINTA mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi kuantitas dan kualitas.

Disebutkan, hingga 9 September 2019 ada 177.000 dosen dan peneliti, 4.776 lembaga, 2.720 jurnal, 26.588 buku dan 2.543 kekayaan intelektual yang terindeks di SINTA berdasarkan hasil verifikasi, akreditasi dan evaluasi.

Integrasi data sebelumnya dilakukan dengan pihak Google Scholar dan Scopus, ditingkatkan dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia untuk buku, Ditjen Hak Kekayaan Intelektual untuk paten dan hak cipta, serta Web of Science.

Disebutkan, penerima SINTA Award 2019 antara lain, publikasi ilmiah kategori penulis peringkat I diberikan ke Riyanarto Sarno dari ITS, peringkat kedua kepada I Gede Wenten dari ITB dan peringkat tiga oleh Hanung Adi Nugroho dari UGM.

Sedangkan publikasi ilmiah kategori lembaga peringkat I diberikan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB), kedua UI dan peringkat ketiga kepada ITS.

Untuk jurnal ilmiah terbaik peringkat I diberikan kepada Jurnal Cakrawala Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta. Peringkat kedua kepada Acta Medica Indonesiana dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia dan peringkat III kepada Jurnal Pendidikan IPA Indonesia/ Indonesia Journal of Science Education dari Universitas Negeri Semarang.

Pada kategori kekayaan intelektual bidang paten inventor paling produktif peringkat I kepada Purwadi dari Universitas Brawijaya. Peringkat dua kepada Teti Estiasih dari Universitas Brawijaya. Dan peringkat tiga kepada Tulus Ikhsan Nasution dari Universitas Sumatera Utara.

Untuk kategori kekayaan intelektual bidang paten lembaga terproduktif peringkat I kepada IPB, peringkat kedua kepada UB dan peringkat ketiga kepada Universitas Diponegoro. (Tri Wahyuni)

Related posts