
JAKARTA (Suara Karya): Guna mengenang jasa Bapak Beton Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM) menyematkan nama Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo untuk gedung yang sebelumnya bernama Smart and Green Learning Center (SGLC), di kampus UGM Yogyakarta.
Penyematan nama tersebut dilakukan secara langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Prof Nizam dan Rektor UGM Prof Ova Emilia, serta disaksikan dekan, sivitas akademika serta perwakilan keluarga Prof Roosseno.
“Acara hari ini merupakan kado yang sangat spesial di hari jadinya beliau. Diharapkan, penyematan nama Prof Roosseno dapat menjadi semangat bagi seluruh sivitas akademika UGM dalam mendedikasikan ilmu dan pengetahuan untuk membangun Tanah Air,” kata cucu Prof Roosseno, Cyril Noerhadi dalam sambutannya sebagai wakil keluarga, pada Selasa (2/8/22).
Cyril menambahkan, meski raga tak lagi bersama kita, semoga ide atau gagasan pemikiran Prof Roosseno terus menjadi inspirasi bagi kita semua. “Atas nama keluarga besar, saya mengucapkan terima kasih kepada FT UGM yang telah memberi penghargaan untuk mengenang jasa beliau semasa hidup,” ucapnya.
Sebagai informasi, nama Prof Dr Ir Roosseno Soerjohadikoesoemo.di era Presiden Soekarno dikenal sebagai ilmuwan bidang teknik sipil yang mumpuni. Karena almarhum sering mendapat mandat dari kepala negara untuk merancang dan membangun sejumlah proyek mercusuar di Indonesia saat itu.
Bila dihitung, karya cipta Prof Roosseno mencapai lebih dari 32 bangunan bersejarah meliputi gedung, jembatan, hotel, pelabuhan termasuk restorasi Candi Borobudur.
Sejumlah bangunan yang hingga kini masih berdiri kokoh sebagai ikon kebanggaan Indonesia, antara lain Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Gelora Bung Karno Senayan, dan Hotel Indonesia.
Berkat pemikirannya yang cemerlang, karya-karya Prof Roosseno menjadi monumental yang dipancangkan di bumi pertiwi sebagai wujud nyata kecintaan anak bangsa untuk negerinya.
Penerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama tahun 1984 itu telah menorehkan berbagai prestasi yang tidak hanya diakui pada level nasional, tetapi juga level internasional. Karena itu, Presiden Soekarno mengamanahkan sejumlah jabatan strategis kepada Prof Roosseno seperti menteri perekonomian, menteri perhubungan, dan menteri pekerjaan umum.
Sebagai seorang cendekiawan, kepiawaian Prof Roosseno tidak hanya teruji dalam pengembangan teknik konstruksi rancang bangun saja, tetapi juga memiliki kepedulian dan dedikasi yang tinggi dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Sejarah mencatat Prof Roosseno berperan dalam pendirian Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Ia pernah menjadi Ketua Pertama STT Bandung di Yogyakarta yang merupakan embrio FT UGM. Perpindahan itu merupaka pencerminan ketegasannya dalam mengambil keputusan, agar Indonesia memiliki perguruan tinggi teknik.
Ia juga menjadi peletak dasar pengembangan yang berpedoman pada sikap kemandirian dan keberanian, sehingga menjadi spirit hadirnya gedung SGLC.
Sebagai simbol FT-UGM, Gedung Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo akan difungsikan sebagai pusat layanan pendidikan, penelitian dan inovasi serta menjadi sarana pendukung dalam merumuskan berbagai kebijakan strategis untuk memajukan bangsa dan negara. (Tri Wahyuni)