Kennlines Bersama SpeQtral dan ITB Kembangkan Jaringan Anti Sadap

0

JAKARTA (Suara Karya): Kennlines Capital Group bersama Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) dan SpeQtral kembangkan jaringan komunikasi aman (secured network). Jaringan itu dapat mendeteksi penyadapan dalam bilangan detik.

“Indonesia butuh jaringan yang tak mudah disadap maupun diretas untuk keamanan komunikasi,” kata Chief Executive Officer (CEO) Kennlines Capital Group, Mirza Whibowo Soenarto usai penandatangan kerja sama dengan STEI-ITB dan SpeQtral di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Penandatangan dilakukan disela seminar bertajuk “The Megatrend of Quantum Information & Secured Communication”, yang dihadiri banyak kalangan mulai dari pemerintahan, pertahanan, perusahaan berbasis telekomunikasi, perbankan hingga akademisi.

Mirza menjelaskan, teknologi kuantum adalah salah satu teknologi terbaru yang menggabungkan prinsip-prinsip mekanika kuantum dengan ilmu lainnya. Teknologi kuantum dibagi dalam tiga bidang, yaitu komputasi kuantum, komunikasi kuantum dan penginderaan kuantum.

“Dari tiga bidang itu, komunikasi kuantum merupakan teknologi yang paling matang. Teknologi itu merupakan bagian dari kuantum yang menggunakan properti foton untuk menciptakan kemampuan unik dalam mendeteksi penyadapan,” ujarnya.

Hal senada dikemukakan CEO SpeQtral, Chune Yang Lum. Katanya, teknologi komunikasi kuantum memiliki kekuatan untuk melakukan transformasi dalam keamanan jaringan telekomunikasi di seluruh dunia.

“Teknologi komunikasi kuantum terbaru yang kami kembangkan adalah Quantum Key Distribution (QKD). Teknologi itu paling aman dalam mendistribusikan kunci enkripsi, yang menjadi esensi penting dalam proses komunikasi yang aman dari penyadapan,” ujarnya.

Ditambahkan, SpeQtral selama ini dikenal sebagai salah satu perusahaan yang unggul dalam riset teknologi kuantum dan teknologi telekomunikasi satelit. Lewat kerja sama itu, SpeQtral bersama Kennlines ingin memperkenalkan QKD secara luas dan mendapat manfaat dari jaringan telekomunikasi teraman di Indonesia.

“Teknologi QKD diciptakan lebih dari 30 tahun dan sudah diujicobakan sejumlah laboratorium penelitian dan universitas di berbagai negara. Karena itu, kami optimis dapat menjaga seluruh data komunikasi dari ancaman penyadapan di masa depan,” kata Chune Yang menegaskan.

Menurut Chune Yang, pengembangan komunikasi kuantum saat ini mulai banyak dilakukan organisasi di luar negara Amerika dan disponsori negara. Namun, pengembangan teknologi secara komersial lebih banyak dilakukan perusahaan atau organisasi menggunakan sumber dana swasta serta beberapa operator besar di bidang telekomunikasi dan satelit.

“Data riset dari beberapa organisasi independen menyebut pasar komunikasi kuantum diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 5 miliar dollar Amerika dalam 5 tahun kedepan,” tutur Chune Yang.

Sementara itu Dekan STEI-ITB, Prof Dwi H Widyantoro berharap kampusnya dapat menjadi pusat penelitian dan pengembangan teknologi kuantum di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Teknologi itu juga perlu dikenalkan ke kampus lain guna berpartisipasi dalam pengembangan teknologi kuantum di Indonesia. (Tri Wahyuni)