Kepala SMK Diminta Kedepankan Ekosistem Pembelajaran

0
Foto: Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni

JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerja sama Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) akan memperkuat ekosistem Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lewat GSM, diharapkan kualitas lulusan SMK menjadi lebih baik di masa depan.

“Sinergitas pemerintah dengan pemangku kepentingan seperti GSM ini harus dilakukan untuk mendorong perubahan ekosistem pendidikan vokasi,” kata Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemdikbud, Wikan Sakarinto dalam Workshop Penguatan Ekosistem SMK di Yogyakarta, Senin (16/11/20).

Wikan mengaku tertarik dengan konsep GSM karena mengedepankan ekosistem pembelajaran yang menarik dan nyaman melalui pengembangan karakter (soft skill), sehingga mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki peserta didik.

“Untuk itu, diperlukan perubahan mindset salam diri Kepala SMK selayaknya CEO perusahaan besar. Mereka harus terbuka atas perubahan, guna mengimbangi lajunya perkembangan industri yang begitu cepat,” ujarnya.

Workshop yang berlangsung selama 15-19 November 2020 itu dihadiri 98 Kepala SMK Penerima Bantuan Revitalisasi SMK Tahun 2019 dan SMK yang difasilitasi sebagai Center of Excellence (CoE).

Workshop akan digelar dalam lima gelombang dengan jumlah peserta 490 Kepala SMK dari seluruh Indonesia. Melalui kegiatan itu diharapkan muncul pemahaman Kepala SMK seputar GSM.

GSM sendiri digagas pertama kali oleh Muhammad Nur Rizal dan Novi Poespita Candra pada September 2014. Mereka berhasip menyebarkan pengaruh ke berbagai area di Indonesia, diantaranya Yogyakarta, Semarang, Tebuireng Jombang, Tangerang hingga beberapa kota di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.

GSM sendiri merupakan gerakan sosial bersama guru untuk menciptakan budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri dan menyenangkan di sekolah. Pada akhirnya gerakan itu meningkatkan kualitas guru serta ekosistem pendidikan dimulai dari sekolah-sekolah pinggiran.

Gerakan itu sekaligus membangun kesadaran guru, kepala sekolah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan bekal ketrampilan hidup. Sehingga lulusannya dapat menjadi pembelajar yang sukses. (Tri Wahyuni)