Suara Karya

Ketua MPR Ajak Mahasiswa KOSGORO 1957 Terapkan Semangat Pengabdian, Kerakyatan dan Solidaritas

JAKARTA (Suara Karya): Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memaparkan hasil survey Lembaga Riset CESPELS (Center for Social, Political, Economic and Law Studies) tentang pandangan masyarakat terkait Covid-19 yang dirilis pada Mei 2020. Menunjukkan tingginya tingkat kecemasan masyarakat, mayoritas responden merasa cemas (54,4 persen) dan sangat cemas (35,6 persen).

“Kita berharap tingkat kecemasan tersebut semakin menurun seiring membaiknya penanganan Covid-19 oleh berbagai pemangku kepentingan, serta dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat mengedepankan protokol kesehatan. Apalagi, rasio angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia cukup tinggi, sekitar 83,97 persen. Jauh lebih baik dari rasio angka kesembuhan pasien Covid-19 di tingkat global sebesar 64 persen,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bersama Himpunan Mahasiswa (HIMA) KOSGORO 1957, secara virtual di Jakarta, Kamis (26/11/20).

Bamsoet juga mengapresiasi HIMA KOSGORO 1957 yang telah mengoptimalkan kapasitas organisasi untuk bergotong royong membantu penanganan dampak pandemi Covid-19. Antara lain melalui Program Gerakan Indonesia Bermasker (pembagian masker secara gratis kepada masyarakat), serta penyelenggaraan rapid test untuk masyarakat.

“Jiwa kepedulian sosial tersebut merupakan cerminan dari kematangan wawasan kebangsaan. Tak mengherankan, mengingat kelahiran HIMA KOSGORO 1957 sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan tak terlepas dari eksistensi organisasi induknya, KOSGORO 1957. Tri Dharma KOSGORO 1957 berupa Pengabdian, Kerakyatan, dan Solidaritas, turut menjiwai setiap gerak langkah dan aktivitas HIMA KOSGORO,” jelas Bamsoet.

Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, Pengabdian merepresentasikan semangat perjuangan yang ikhlas untuk mempersembahkan dharma bakti kepada masyarakat, bangsa dan negara. Semangat ini diibaratkan sebagai obor perjuangan dengan api abadi yang tak pernah padam, tak lekang oleh waktu, tak goyah oleh terpaan zaman.

“Dharma yang kedua, yaitu Kerakyatan. Menegaskan bahwa jiwa dan aspirasi rakyat adalah sumber inspirasi bagi arah perjuangan KOSGORO 1957. Kedekatan hubungan KOSGORO 1957 dengan rakyat tergambar dalam ungkapan penuh makna, KOSGORO 1957 lahir atas kehendak rakyat, besar karena selalu bersama rakyat, dan tidak akan lelah memperjuangkan rakyat,” papar Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, Dharma yang ketiga, yaitu Solidaritas. Dibangun dari semangat kebersamaan sebagai sebuah bangsa, dan oleh perasaan senasib sepenanggungan. Sebagai makhluk sosial, kita tidak mungkin menafikkan kebutuhan untuk hidup berdampingan, berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, dan bersama-sama mewujudkan kerukunan.

“Nilai-nilai Tri Dharma KOSGORO 1957 tersebut adalah nilai-nilai keutamaan yang besifat universal, sehingga akan selalu relevan pada berbagai periodisasi zaman. Oleh karena itu, melalui forum Sosialisasi ini, saya berharap segenap kader muda HIMA KOSGORO 1957 meneguhkan komitmen untuk merawat, menjaga dan melestarikan nilai-nilai Tri Darma tersebut. Dengan cara mengamalkannya dalam kehidupan keseharian,” pungkas Bamsoet.

Di tempat yang sama, Ketua Umum HIMA KOSGORO 1957, M Fauzi Ibrahim menyambut baik sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di kalangan mahasiswa yang digelar oleh MPR. Hal ini menurut Fauzi Ibrahim sangat penting dan strategis dikarenakan mahasiswa sebagai sivitas akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di perguruan tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi dan profesional.

“Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan penalaran, pencarian kebenaran, ilmiah dan ahlak mulia serta bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik,” ujarnya.

Fauzi Ibrahim juga berharap para mahasiswa di Tanah Air khususnya mahasiswa yang terhimpun dalam HIMA KOSGORO 1957 dapat mengembangkan dan mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan di tengah masyarakat dengan bersendikan Tridharma perguruan tinggi dan pengembangan budaya akademik. (Pramuji)

Related posts