Suara Karya

Kiat Tembus Kampus Dunia Ala SWA: Bangun Portfolio Akademis Sejak Dini!

JAKARTA (Suara Karya): Banyak orang beranggapan jika nilai akademik yang tinggi akan menjadi tiket masuk ke perguruan tinggi terbaik dunia. Padahal, nilai saja tidak cukup, siswa harus melakukan sesuatu yang berdampak positif terhadap lingkungannya.

General Manager Sinarmas World Academy (SWA), Deddy Djaja Ria disela acara kelulusan siswa SWA angkatan 2022 di kampus BSD, Tangerang Selatan, Jumat (27/5/22) mengungkapkan, sejak dini, siswa harus dilatih melakukan riset atau kegiatan sosial yang berdampak positif pada lingkungan.

“Kegiatan itu dicatat dalam portfolio akademik, yang akan dipergunakan siswa untuk menembus perguruan tinggi terbaik dunia,” kata Deddy menegaskan.

Ditambahkab, portfolio akademik menjadi penting, karena perguruan tinggi dunia tidak mencari siswa pandai, tetapi siswa yang mampu menyeimbangkan antara keberhasilan akademis yang dibuktikan lewat nilai rapor atau ijazah, tetapi juga tindakan nyata di lingkungan atau komunitas sekitarnya.

“Saat bicara portfolio, maka terlihat hasil yang dirasakan secara langsung. Sederhananya, portfolio adalah realisasi bukti di bidang yang kita tekuni siswa,” ujarnya.

Deddy memaparkan sejumlah siswa SWA yang berhasil menembus kampus-kampus terbaik di dunia. Diantaranya, Rania Wanandi yang diterima di Cornell University jurusan Lingkungan dan Pelestarian Alam. Saat kelas 10, ia berhasil menjadi pemenang IB MYP Student Innovator, bersama dua rekan sekelasnya Yu Tung Lee (Chris) dan Leon Noah Hariyanto.

Rania yang memiliki perhatian pada polusi plastik. Riset tentang bagaimana salah satu jenis jamur bisa mengurai plastik. Hasil dari penguraian itu memiliki potensi menjadi alternatif bahan agrikultur dan bahan makanan.

Memiliki visi yang sama dengan Rania, Chris juga meneliti plastik. Menggunakan pendekatan yang berbeda, Yu Tung Lee (Chris) mengurai plastik menjadi energi listrik. Proyek itu memanfaatkan kembali sampah plastik untuk menjadi sumber energi listrik.

Chris diterima dan mendapat tawaran beasiswa dari Hong Kong University of Science and Technology jurusan Bioteknologi & Bisnis. Ia juga diterima di National Taiwan University jurusan Ilmu Biomedik.

Siswa berprestasi lainnya adalah Tiffany Audrey Yuswardy, seorang seniman muda dari SWA yang diterima di Parsons, School of the Art Institute of Chicago, dan Pratt Institute dengan beasiswa total 247 ribu dollar. Menurut QS World University Rankings, tiga perguruan tinggi itu masuk peringkat 10 besar perguruan tinggi jurusan seni terbaik dunia.

Tiffany mengekspresikan dirinya melalui berbagai macam karya seni, dari lukisan (tradisional dan digital), patung, hingga animasi.

Di kelas 11, Tiffany membuat animasi dan karyanya itu memenangkan peringkat pertama di kompetisi internasional bertajuk Covid-19 World Student Film Festival.

Membahas talenta seniman, Leon Noah Hariyanto yang juga menang pendanaan dari IB MYP Student Innovator 2020 itu mendapat ide unik yang menghubungkan seni, budaya dan teknologi.

Ia mengembangkan aplikasi untuk pengajaran bahasa Jawa bernama ‘Siji’ yang berarti satu dalam bahasa Indonesia. Proyeknya saat ini masih dalam tahap pengembangan dan diharapkan bisa diakses melalui App Store.

Leon yang mengejar minatnya di bidang seni dan desain itu diterima di Savannah College of Art and Design, Academy of Arts San Francisco, The One Academy, California College of Arts, dan Universitas Pelita Harapan.

Siswa lainnya adalah Cho Hyung Jun asal Korea Selatan. Saat masuk SWA, kemampuan bahasa Inggrisnya sangat terbatas. berkat pelatihan dan dukungan penuh dari SWA, kemampuan berbahasanya melonjak.

Di kelas 10, Cho Hyung Jun berhasil menjadi juara pertama di World Scholar’s Cup Sydney Global Round, yang diikuti lebih dari 2000 partisipan dari seluruh dunia.

Bersama Leon, Chris, dan rekan lain, ia membuat organisasi bernama Industrial Safeguard Initiatives sebagai proyek Creativity, Activity, and Service (CAS). CAS mendonasikan secara gratis lebih dari 6000 pelindung wajah dan 5000 masker bedah ke klinik dan rumah sakit lokal di sekitar Tangerang Selatan.

Perjalanan Hyung Jun berbuah manis. Pada akhir tahunnya di kelas 12, ia diterima di University of Cambridge jurusan Teknik. Pencapaiannya itu memecahkan rekor sebagai siswa SWA pertama yang berhasil diterima di University of Cambridge.

Selain prestasi luar biasa oleh Hyung Jun, lulusan SWA tahun ini memecahkan rekor dengan 8,7 persen dari lulusan berhasil tembus ke asosiasi ‘Universitas Ivy League’, sekitar 50 persen ke universitas peringkat 50 dunia, dan 70 persen ke kampus peringkat 100 dunia (peringkat menurut THE dan QS world ranking).

“Lulusan angkatan 2022 ini menghadapi banyak disrupsi, tetapi mampu meraih impian. Ini merupakan pencapaian gemilang untuk seluruh komunitas SWA,” kata Deddy menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts