Suara Karya

Kisah Billy Mambrasar, Dari Pulau Yapen Papua Menuju Istana

JAKARTA (Suara Karya): Gracia Josaphat Jobel Mambrasar atau yang akrab dipanggil Billy Mambrasar merupakan contoh anak muda yang tak mau dikalahkan oleh kemiskinan dalam meraih cita-cita.

Lahir dari keluarga sederhana dan lingkungan yang serba kekurangan di Pulau Yapen, Provinsi Papua, Billy percaya pendidikan bisa menjadi pijakan baginya untuk mewujudkan cita-cita, meski jalannya berliku.

Ia merantau dari Papua dengan penuh tekad bisa diterima kuliah di perguruan tinggi di Jawa. Harapannya terwujud, Billy lolos seleksi masuk Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tak berhenti disitu, kegigihannya juga mengantar Billy masuk ke membuatnya masuk ke universitas bergensi dunia seperti Oxford University dan Harvard University.

“Karena saya percaya, cara jitu untuk keluar dari kemiskinan adalah lewat pendidikan,” ucap Billy menegaskan.

Semasa kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB, Billy sempat mengajukan Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation, namun belum lolos. Saat itu nilainya belum memenuhi standar.

Saat lolos seleksi Harvard University bidang pembangunan manusia dan psikologi, Billy baru mendapatkan beasiswa TELADAN dari Tanoto Foundation.

“Tuhan selalu tahu waktu yang tepat. Saat benar-benar butuh dukungan untuk bisa kuliah ke Harvard, pengajuan beasiswa saya ke Tanoto disetujui,” ujarnya.

Pengalaman hidup yang penuh liku itu membuat Billy mampu menangkap berbagai masalah sosial di masyarakat, khususnya anak-anak Papua yang terbatas akses pendidikan dan terkendala ekonomi.

Billy kemudian mendirikan Yayasan Kitongbisa yang fokus pada pendidikan anak Papua dari keluarga kurang mampu dan pengembangan kewirausahaan.

“Karena akar dari masalah di Papua itu disebabkan kesenjangan ekonomi,” ujarnya.

Berkat prestasi dan terobosannya dalam bidang sosial di Papua, Presiden Joko Widodo menunjuk Billy sebagai Staf Khusus Presiden bidang Pendidikan dan Inovasi.

Dengan posisi itu, Billy dapat memperluas perannya dengan mendirikan pusat belajar non-formal, pusat kewirausahaan, hingga pemberdayaan petani milenial yang menjangkau jutaan orang di Papua.

“Satu orang saja bisa membawa dampak begitu besar, apalagi jika seluruh alumni beasiswa Tanoto Foundation. Diharapkan para alumni bisa bersatu padu, agar upaya yang dilakukan untuk masyarakat bisa memberi efek yang lebih besar,” ucap Billy.

Kisah inspiratif Billy yang lebih lengkap bisa dibaca dalam buku berjudul ‘INSPIRE, Mozaik Kisah Para Teladan’. Buku tersebut memuat kisah 28 alumni berbagai perguruan tinggi yang juga penerima beasiswa TELADAN dari Tanoto Foundation.

CEO Global Tanoto Foundation Dr J Satrijo Tanudjojo mengatakan, Tanoto Foundation terus mendorong terwujudnya kesetaraan peluang melalui pendidikan berkualitas, termasuk akses perguruan tinggi melalui program kepemimpinan dan beasiswa TELADAN.

Komitmen yang dilakukan sejak 2006 itu telah membuat para penerima beasiswa TELADAN lulus dan berkarier, serta berkontribusi nyata kepada masyarakat, komunitas, dan lingkungan.

Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi independen bidang pendidikan yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto sejak 1981. Selama periode 2006 hingga 2022, Tanoto Foundation telah memberi beasiswa kepada 8.167 mahasiswa di 9 universitas mitra program TELADAN di Indonesia. (Tri Wahyuni)

Related posts