
JAKARTA (Suara Karya): Indonesia berkolaborasi dengan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan bidang ketenagakerjaan dan wirausaha inklusif. Hal itu terungkap dalam konferensi nasional bertajuk ‘Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Inklusif’ secara daring, Selasa (5/10/21).
Konferensi nasional juga memaparkan capaian program USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat) Mitra Kunci yang berlangsung selama 5 tahun. Program kerja sama itu akan berakhir pada Januari 2022.
Konferensi dilaksanakan bersama Direktur Kantor Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kemitraan USAID, Thomas Crehan dan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Nizam.
Seperti dikemukakan Thomas Crehan, USAID telah membangun kemitraan multipihak, termasuk dengan Pemerintah Indonesia melalui Kemdikbudristek dan 11 mitra perguruan tinggi. Program itu guna meningkatkan akses dan keterampilan bagi kelompok miskin dan rentan termasuk orang muda, perempuan dan penyandang disabilitas atas peluang kerja maupun wirausaha.
Upaya tersebut, lanjut Crehan, dilakukan melalui program Kuliah Kerja Nyata maupun Praktik Kerja Lapangan Tematik Kewirausahaan (KKN/PKL-TKWU). “Pemerintah Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memperkuat sumber daya manusia dan potensi angkatan kerja,” ujarnya.
Upaya kolaboratif dalam program KKN-TKWU telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 38 ribu mahasiswa di lebih dari 3.000 desa. Upaya bersama itu guna mempersiapkan orang muda untuk berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Kewirausahaan berperan penting dalam pembangunan ekonomi, karena memberi nilai tambah bagi masyarakat. Kewirausahaan juga tak lepas dari ketenagakerjaan inklusif, di mana pemberi kerja didorong untuk membangun kesetaraan dan inklusivitas di tempat kerja sejak awal, untuk mengembangkan hubungan kerja yang menghormati setiap individu.
Sebagai sebuah inisiatif ketenagakerjaan, menurut Crehan, program KKN/PKL-TKWU selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kemdikbudristek pada 2019, yang menyertakan kewirausahaan dalam jenis-jenis aktivitasnya.
Hingga kini, tercatat ada 538.284 mahasiswa telah mengikuti program KKN/PKL-TKWU, dan hampir sepertiga dari total angka itu telah bekerja atau berwirausaha (berdasarkan studi sampel yang diikuti lebih dari 4.000 mahasiswa).
“Hasil baik ini akan meningkat seiring bertambahnya mahasiswa yang akan lulus. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah respons kami di Kemdikbudristek atas tren perubahan di dunia kerja yang berubah seiring dengan berkembangnya teknologi dan menghilangnya sekat-sekat geografis,” tutur Crehan.
Hal itu dibenarkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Dengan mendorong mahasiswa untuk belajar di luar kampus, mereka akan siap berenang di lautan lepas dengan ombak yang kencang, yakni dinamika dunia kerja dan lingkungan masyarakat.
“Saya mengapresiasi kolaborasi Kemdikbudristek dengan USAID. Kita harus menguatkan kolaborasi dan bergerak serentak untuk mewujudkan Merdeka Belajar,” ucap Nadiem menegaskan.
Guna memastikan hasilnya akan tetap berlanjut meski program telah selesai, USAID Mitra Kunci menyerahkan sejumlah produk manajemen pengetahuan yang dikembangkan bersama para mitra sepanjang program berlangsung, termasuk buku-buku dan modul terkait KKN/PKL-TKWU yang diluncurkan pada Agustus 2021 lalu.
Modul Kuliah Kerja Nyata Tematik Kewirausahaan juga tersedia secara digital sebagai konten pembelajaran daring di Sistem Pembelajaran Daring Nasional (SPADA) yang dikembangkan oleh Kemdikbudristek.
USAID Mitra Kunci menguatkan upaya Pemerintah Indonesia untuk pengembangan ketenagakerjaan inklusif yang meningkatkan akses ke pelatihan, informasi, pengalaman dan layanan bagi orang muda miskin dan rentan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas sejak 2017 lalu.
USAID Mitra Kunci hanyalah salah satu dari berbagai inisiatif pertumbuhan ekonomi inklusif dari Kedutaan Besar AS di Indonesia, yang menunjukkan luasnya cakupan Kerja Sama Strategis Amerika Serikat-Indonesia. (Tri Wahyuni)